Kamis, 15 Desember 2016

Takbirilah Tuhanmu, Bukan Hawa Nafsumu




Kita berteriak "Allahuakbar" saat merampokpun akan tetap diberi limpahan motivasi, keberanian dan energi-kekuatan. Apakah itu berarti Allah merestui aktifitas merampok kita itu?. Jelas tidak, teriakan Allahuakbar itu hanya akan bernilai sebagai wirid-afirmasi-mantra-panggilan ke alam bawah sadar kita agar bersedia membantu terpenuhinya keinginan sadar kita, itu adalah takbir bagi ego-hawa nafsu kita, bukan takbir dalam rangka membesarkan-mengagungkan Allah.


Akibat rendahnya kesadaran-ma'rifat, bahkan takbir, doa-teriakan yang sebenarnya sangat suci-sarana kita merendahkan diri, mengakui kehambaan kita, mengagungkan kebesaran Allah, dengan mudahnya berakhir menjadi takbir bagi ego-hawa nafsu kita, sarana menguatkan-membesarkan ego-hawa nafsu kita-setan kita, menyimpang sangat jauh dari tujuan awalnya. Berapa banyak orang sekarang tertipu-menjadi merasa suci-benar hanya karena telah bertakbir-berteriak "Allahuakbar" padahal perbuatannya jelas adalah dosa, kemaksiatan dan kejahatan?. Memusuhi-menghina-memerangi sesama Muslim, bertakbir..., memaksakan kehendak pribadi atau kelompoknya, bertakbir..., melawan negara-merusak fasilitas umum, juga bertakbir..., bahkan merampok dan membunuhpun bertakbir.


Beragama tanpa kesadaran-tanpa kesediaan mengenali niat hati kita itu sia-sia belaka, hanya akan bernilai sebagai bid'ah-tahayyul, tertipu, akan "jauh panggang dari api". Kita akan sering merasa benar, merasa suci, merasa ada di jalan Allah-mentakbirkan Allah padahal hakikinya sesat dan kotor, ada di jalan setan, mentakbiri ego-hawa nafsu kita sendiri...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar