Jumat, 09 Desember 2016

Energi Dalam Doa




Dulu, saya dan teman-teman satu perguruan pernah mengadakan percobaan yang cukup unik yaitu mengukur dampak dari doa/energi positif. Percobaan dilakukan dengan menanam kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau, tanaman itu kemudian dibagi menjagi dua kelompok perlakuan, yang satu tiap hari disiram dengan air yang diwirid/didoakan/dialiri energi positif sementara yang satu lagi disiram dengan air biasa. Hasilnya luar biasa, yang disiram dengan air yang didoakan/dialiri energi positif ternyata lebih subur, lebih kuat, lebih terhindar dari hama dan penyakit.


Dari pengalaman saya itu bisa diambil kesimpulan kalau doa itu bukanlah perkara yang sepenuhnya ghaib, urusan hamba dngan Tuhannya, dia perkara yang sangat bisa diamati pola, hukum, kecenderungan, arah dan dampaknya. Dia berpengaruh langsung terhadap obyek yang kita doakan, pengaruh itu bergantung pada metode-tata cara yang dipakai dan pada sejauh mana kepercayaan, kekhusukan, konsistensi dan kekuatan "prana" atau "karomah" pendoa.


Dari pengalaman itu sekarang saya juga jadi mengerti mengapa orang jaman dulu biasanya-menjelang musim tanam tiba akan mengadakan selamatan, nanggap wayang (dengan lakon Dewi Sri), berjalan keliling kampung sambil berdoa, meletakkan sesaji di pojok-pojok sawah/ladang, atau membuat punden khusus di tengah sawah/ladang. Tujuannya sebenarnya sama dengan saya dan teman-teman saya dulu mendoakan-mengaliri energi positif air yang digunakan menyiram tanaman dalam percobaan, untuk membuat tanaman lebih subur, lebih kuat, lebih terhindar dari hama dan penyakit, menanam prasangka, harapan dan energi positif.


Sekarang-atas nama modernisasi atau pemurnian agama, banyak orang mencibir-menghakimi kolot, bid'ah atau syirik tradisi orang-orang jaman dulu itu tapi tidak menawarkan alternatif yang memiliki dampak positif setara. Mereka hakikatnya sedang melemahkan eksistensi kita, melepas hubungan masyarakat kita dengan alam semesta. Sesuatu yang tragis, atas nama modernitas dan agama kita tengah menghancurkan diri kita sendiri...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar