Sabtu, 03 Desember 2016

Pandanglah Dunia dengan Dua Mata




Sunan Bonang dulu tidak memilih memotong sebelah tangan dan kaki Sunan Kalijaga (sesuai hukum Islam) saat dia-Sunan Kalijaga ditangkap akibat merampok, justru sebaliknya, bersedia mengangkatnya sebagai murid. Kalau dilihat secara syariat atau akal saja, Sunan Bonang pasti bisa dihakimi munafik, pengkhianat, zalim-tidak adil atau rusak aqidahnya akibat pilihan tindakannya itu, tapi tidak jika dilihat secara hakikat-hati-inner perception. Sebab pilihan tindakannya itu nyata  telah membuat Islam lebih cepat tersebar dan diterima orang Jawa, Islam di Jawa sekarang boleh dikata adalah Islam versi Sunan Kalijaga, seandainya tangan dan kaki Sunan Kalijaga harus dipotong sesuai syariat, cerita Islam di Jawa pasti akan sangat berbeda bahkan mungkin tidak akan pernah ada.


Amerika boleh saja secara syariat-akal dihakimi sebagai penjahat perang-kemanusiaan akibat mengebom atom Hiroshima dan Nagasaki pada perang dunia II dulu. Tapi belum tentu secara hakikat-hati-inner perception, boleh jadi Amerika adalah pahlawan perang, lihat saja, akibat pengeboman itu, perang yang telah memakan puluhan juta orang segera berhenti-tidak menjadi berlarut-larut, mungkin jika perang itu tidak segera berhenti, korban yang jatuh akan jauh lebih banyak.


Nabi Khidir dilihat secara syariat-akal jelas adalah penjahat besar, dia melakukan perbuatan yang secara kasat mata adalah kejahatan, tapi secara hakikat-hati-inner perception, Nabi Khidir justru adalah pahlawan besar, karena memang, dia telah mencegah kerusakan-kemudaratan yang jauh lebih besar.


Syariat dan akal itu terbatas jangkauan dan kemampuannya dalam menilai-mempersepsikan apa-apa yang benar-baik-maslahat. Sayang sekali, sekarang ini, baik kalangan fundamentalis maupun sekuler-atheist terlalu mendewakannya, menganggap itu segalanya, sempurna untuk mengarahkan hidup manusia, padahal jelas belum tentu. Mengandalkan syariat-akal saja-tanpa berusaha menggunakan hati-memahami yang hakikat itu seumpama kita memandang dunia hanya dengan sebelah mata, kita hanya akan mungkin mendapat separuh "penglihatan-kebenaran" saja, akan banyak mudarat yang bakal menimpa, akan banyak potensi kebaikan yang hilang-terabaikan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar