Minggu, 13 Januari 2019

Jangan Bunuh Fitrah Kita!




Salah satu fitrah (naluri dasar-bawaan) kita-manusia adalah mengerti apa-apa yang hakikinya baik-maslahat, kecilnya bagi diri pribadi kita, besarnya bagi umat manusia-alam semesta secara keseluruhan. Bagi yang masih awam, fitrah itu bisa diakses melalui "laku" spiritual, istikharah juga sebenarnya adalah "laku" mengakses itu-meminta hidayah atau petunjuk dari Sang Fitrah, Sang Kebenaran, kesadaran tinggi kita, jati diri kita, super ego kita, tentang sesuatu yang hakikinya terbaik-paling maslahat bagi diri kita.


Sayangnya, fitrah-sumber daya "tinggi" kemanusiaan kita itu sering kali justru dikerdilan, disunat bahkan dibungkam dan dibunuh diri kita sendiri. Ego kita, agama kita, budaya kita, atau hal-hal sangat melekat-primordial pada diri kita lainnyalah yang mengkerdilkan, menyunat, membungkam dan membunuhnya. Akibatnya tragis, daya jangkau fitrah itu menjadi sangat terbatas bahkan kehilangan kemampuan sepenuhnya dalam menghidayahi-membimbing kita pada jalan lurus-kebaikan..., dia menjadi-hanya bisa menghidayahi-membimbing kita untuk sesuatu yang selaras dengan hal-hal yang sedari awal sudah terlanjur sangat melekat pada diri kita itu, yang lainnya, yang di luar itu, kebenaran, kebaikan dan pengetahuan yang maha luas, terhalang.


Sekarang ironis, banyak orang yang jelas-jelas sangat egois dan fanatik dalam beragama tapi justru paling berisik bicara tentang hidayah atau hijrah-petunjuk-bimbingan dari Sang Fitrah. Padahal hampir tidak mungkin kita akan mendapat hidayah (dari Sang Fitrah-Kebenaran) selagi kita masih sangat egois dan fanatik. Kita hanya akan mendapat delusi atau halusinasi, hidayah dari diri kesadaran rendah kita-hawa nafsu kita..., dan itu, nilainya sama dengan hidayah yang didapat orang-orang primitif jaman dulu saat mencari kekayaan atau kekuasaan, hidayah yang LIAR, seperti hidayah untuk merampok, menipu atau membunuh. Sekiranya orang-orang egois dan fanatik itu betul dapat hidayah, hampir pasti, hidayahnya adalah dalam bentuk perintah ganti mazhab atau bahkan ganti agama, sama seperti saya dulu, lagi khusuk-khusuknya zikir malah dapat hidayah untuk ganti agama...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar