“Silence is the language of God" (Rumi).
Dulu-waktu kecil, saya mempunyai teman yang pandai sekali memilih-mencari jangkrik yang bagus, boleh dikata, dialah yang terhebat dalam urusan perjangkrikan di kampung saya. Saat tiba musim jangkrik yaitu pada akhir musim kemarau hingga awal musim hujan, rumahnya akan dipenuhi jangkrik, hingga siang hari jangkrik-jangkrik itu biasanya masih riuh berbunyi, menjadi promosi tersendiri. Dia dapat uang banyak dari keahliannya itu.
Saya bersama dia dan teman-teman yang lain biasa mencari jangkrik di ladang-ladang yang tengah kosong, waktu malam hari adalah waktu yang tepat karena kualitas suara jangkrik akan langsung diketahui. Dia memang terbukti hebat, di tengah riuhnya suara ribuan jangkrik dan serangga lainnya-sering dari jarak ratusan meter, dia selalu bisa mendeteksi suara jangkrik yang bagus, menentukan posisinya untuk kemudian mendapatkannya. Teman-teman yang lain termasuk saya, hanya bisa ngiler dan melongo karena sering gak dapat jangkrik bagus bahkan gak dapat apa-apa, dihitung-hitung hanya jadi penggembira saja, menemani teman saya itu mencari jangkrik. Hanya kalau dia lagi dapat banyak dan lagi baik hati, saya dan teman-teman dikasih jatah jangkrik sama dia, itupun pasti yang kualitasnya tidak begitu bagus.
Kenapa siech dia begitu hebat dalam mencari jangkrik?. Tenang dan fokus, pada saat teman-teman asyik ngobrol ngalor ngidul ketika mencari jangkrik, dia diam tapi memperhatikan sekali keadaan sekeliling. Bak radar, kalau ada sedikit saja tanda-suara adanya jangkrik bagus, dia langsung berhenti berjalan, dia segera pasang telinga, mencari asal-arah datangnya tanda-suara itu untuk kemudian dengan tenang didatangi. Cara dia menangkap jangkrikpun sangat tenang dan sabar, membuat jangkrik tidak sadar tengah diincar, susah untuk melarikan diri, hanya dengan sedikit tenaga, jangkrik akan langsung ada dalam genggamannya. Beda dengan saya waktu itu, kalau ketemu jangkrik sering gugup dan berusaha mengejar-menangkapnya sekuat tenaga, konyol, karena menangkap jangkrik tidak butuh tenaga, hanya butuh strategi, ketenangan dan kesabaran.
Sama seperti teman saya mencari, memilih dan menangkap jangkrik itu, semua hal dalam hidup ini sebenarnya sangat memerlukan fokus, ketenangan, kesabaran dan strategi termasuk dalam hal membela agama, rakyat dan negara. Sayang sekali, banyak orang sekarang, membela agama, rakyat dan negaranya seperti saya dulu "membela" keinginan saya mendapatkan jangkrik bagus, tidak fokus, tidak tenang, tidak sabar, tidak punya strategi jitu, hanya mengandalkan semangat dan tenaga. Akibatnya ya seperti saya dulu berusaha mendapatkan jangkrik itu, semangat memang membara, tenaga memang ribuan kali lebih besar dari tenaga jangkrik, tapi jangkrik tetap sering gagal saya cari, kenali (bagus-tidaknya) dan tangkap, saya sering "kalah", ego tinggi saya pada akhirnya justru malah membuat ego saya tak terpenuhi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar