Kamis, 08 Desember 2016

Ilmu Iku Kelakone Kanthi Laku




"Ilmu iku kelakone kanthi laku". "Laku" atau tarikat-jalan terbaik menuju ilmu-pengetahuan adalah kesediaan kita untuk ikhlas lahir-batin, fisik-mental menerima ilmu-pengetahuan itu biarpun kadang terasa sangat pahit bagi ego-hawa nafsu kita.


Ide-ide hebat yang mendasari prestasi dan penemuan-penemuan besar itu selalu muncul dari lingkungan masyarakat-orang-orang yang mampu menjalani "laku" berfikir, berimajinasi dan menganalisa secara bebas, melampaui batas-batas dogma, prasangka atau budaya, orang yang akal dan hatinya telah dikondisikan untuk siap-ikhlas menerima ilham-ilmu-pengetahuan dari segala penjuru.


Sekarang sering kita jumpai orang-hanya karena sedikit berfikir bebas saja sudah dihakimi sesat, iblis, sampai-sampai digelari "la'natullah" segala. Ironisnya, yang menghakimi itu biasanya adalah juga orang-orang yang suka membangga-banggakan kejayaan Islam di masa lalu berikut mengharapkan kejayaan itu kembali. Pola pikir dan sikap yang jelas sangat tidak linear-konsisten-konsekwen. Mereka tidak sadar bahwa para penguasa dan penemu besar di era kejayaan Islam itu berfikir dan bersikap sangat liberal-bebas, sangat toleran, bahkan untuk ukuran orang moderat sekarang, masih terasa sangat ekstrim, sulit diterima. Lihat sejarah, baca karya-karya-pemikiran mereka. Pemikiran Ulil Absar Abdalla atau


Gusdur itu masih "biasa" saja bila dibandingkan dengan pemikiran ilmuwan besar di era kemajuan Islam seperti Ibnu Rushdi, Ar-Razi, Jalaluddin Rumi atau yang lainnya, kalau itu saja sudah banyak membuat umat Islam "klenger", mabuk bahkan gila, membuat mereka-Ulil dan Gusdur diiblis-ibliskan, dilaknat-laknat ya jelas tragis, menandakan kalau umat Islam memang belum siap menerima-menjadi pusat ilmu-pengetahuan kembali, belum siap maju.


Mengharapkan kejayaan Islam kembali tapi mengingkari-mengabaikan "laku-tarikat", penyebab-latar belakangnya itu konyol, itu ibarat kita mengharap menjadi sarjana tapi enggan berkorban-bersusah payah bersekolah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar