Selasa, 13 Desember 2016

Mudarat Salah Wirid




Saya ini sebenarnya sudah cukup lama meninggalkan kepercayaan terhadap hantu. Hantu itu tidak lebih dari ilusi, delusi atau halusinasi. Beragam pengalaman dan bukti yang mendukung pandangan baru saya itu-baik secara ilmiah-psikologi-kedokteran hingga spiritual sudah begitu jelas dan lengkap saya dapat.


Tapi nyatanya-hingga hari ini, tiap kali saya memasuki atau melewati tempat-tempat yang pernah "didoktrinkan" berhantu oleh orang tua atau lingkungan masyarakat saya dulu, bulu kuduk masih merinding, keringat dingin masih mengucur, jantung masih berdegup kencang. Alam sadar saya boleh saja sudah tidak percaya pada hantu tapi alam bawah sadar saya sebenarnya masih percaya.


Kenyataan yang menunjukkan kalau perjuangan untuk menggapai "kesadaran" penuh itu sungguh berat, bukanlah perkara mudah. Sebab yang sedang kita lawan bukan hanya pikiran-perasaan sadar kita tapi juga alam bawah sadar kita sendiri yang sudah terlanjur disesaki-diwiridi "racun", "tanaman", mitos dan tahayyul memabukkan hingga akhirnya mengubah persepsi dan reaksi wajar-alami tubuh kita terhadap apapun yang dilihat dan dirasakan, membuat otak-tubuh-indra kita gagal melihat dan memahami dunia secara adil, obyektif dan proporsional, gagal "ma'rifat".


Untuk sekedar menetralkan memori-kepercayaan terhadap hantu berikut dampak buruknya yang sangat jelas bohong, tidak nyata dan tidak masuk akalnya saja sungguh berat, lantas bagaimana dengan mereka yang alam bawah sadarnya terus-menerus disesaki-diwiridi kepercayaan "tampak nyata" kalau dirinyalah yang paling benar dan mulia, orang yang tidak seagama atau segolongan pasti salah, bodoh dan jahat semua?. Atau mereka yang disesaki-diwiridi prasangka akan zalim dan bahayanya Amerika, Yahudi, Syiah, demokrasi, liberalisme, kapitalisme, komunisme, asing, aseng, Jokowi dan lain sebagainya?. Alangkah sempitnya dunia dan sengsaranya hidup mereka. Mereka akan merasa dikepung "hantu" dari segala penjuru, mengalami fobia, paranoia, "mabuk" bahkan "gila", menjadi lemah, bodoh dan zalim tanpa disadari.


Hanya karena dulu saya percaya di pohon seberang jalan depan rumah dihuni kuntilanak, saya jadi begitu tersiksa-terteror, membuat saya kehilangan begitu banyak peluang dan kegembiraan, lantas bagaimana dengan mereka yang percaya dunia ini dipenuhi begitu banyak "hantu" baru sebagaimana dipercaya banyak orang "soleh" sekarang...?. Penderitaan, ketakutan, kegelapan, kebodohan, kelemahan apa yang akhirnya tidak menguasai...?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar