Secara default, semakin tua seseorang, akan semakin bijak dan berkaromah hidupnya, semakin menjadi "jimat urip" bagi masyarakat. Wajar saja, fungsi fisik-indra yang melemah akan segera membukakan-menguatkan fungsi batin-hati-inner perceptionnya, membuat seseorang lebih mampu memandang dunia secara lebih komprehensif, adil dan obyektif, membuat pikiran, perkataan dan doa orang itu menjadi lebih "bertenaga-berkuasa".
Itulah mengapa dalam budaya Timur atau budaya-agama masyarakat manapun yang memiliki tradisi spiritual kuat, akan selalu diikuti dengan budaya menghormati orang tua yang kuat pula, mereka tahu hikmah-maslahat besar dibalik budaya itu sehingga akan ikhlas untuk terus menjalankan-melestarikannya.
Tapi sekarang, akibat merebaknya hedonisme baik terhadap harta, tahta, wanita maupun agama, banyak orang semakin tua tapi tidak semakin bijak dan berkaromah. Melemahnya fungsi fisik-indranya tidak diikuti terbuka-menguatnya hati-inner perceptionnya. Terlalu ditumpuknya fisik-indra dengan kesenangan duniawi membuat hati tertidur, lumpuh bahkan mati, tidak terpacu untuk bisa berfungsi secara wajar. Terlalu banyaknya alam bawah sadar diwiridi-ditanami pandangan keagamaan yang egois, penuh prasangka, spekulasi, penghakiman, mitos atau tahayyul menjadi "benteng" penghalang dari terbukanya hati-inner perception, membuat "kesadaran" dan kekuatan seseorang terkunci di pikiran-alam sadarnya-di tubuh-daging-indranya. Menua harusnya diikuti membijak dan mengkeramatnya hidup seseorang sehingga hidup tetap terjaga arti-nilai-gunanya. Sesuatu yang ironis jika menuanya seseorang hanya bisa menimpakan beban bagi yang masih muda.
Hedonisme-pemujaan terhadap kesenangan duniawi dalam segala bentuknya-harta, tahta, wanita maupun agama harusnya dibatasi, tidak ada dalil dan dalih layak untuk membenarkannya, terlalu mahal harga yang harus dibayar. Agama hadir untuk membuka-menguatkan hati, membuat kita menjadi lebih bijak dan berkaromah. Kalau pandangan-praktik keagamaan kita malah membuat hati tertutup dan melemah, membuat kita kehilangan kebijaksanaan dan karomahnya, agama telah sukses menjerumuskan kita pada jurang keburukan sekaligus kesesatan terdalam, telah salah dipahami secara hakikat, bertentangan dengan misi hakiki yang ingin dicapainya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar