Selasa, 06 Desember 2016

Azab Dibalik Amarah




Amarah dan ketakutan hanya akan menguatkan respon fisik-tubuh kita untuk menyerang-melarikan diri, sebaliknya akan melemahkan kecerdasan kita baik kecerdasan akal-IQ maupun hati-spiritual, bahkan dalam jangka panjang-jika itu terus "diwirid", akan mengusutkan secara fisik bagian otak kita yang mengatur kecerdasan (akal-hati), sama seperti narkotik menyusutkannya, membuat kita menjadi bodoh lahir batin, hidup hanya bisa mengikuti naluri dasar, mudah dieksploitasi pihak lain.


Sayang sekali-sekarang ini, banyak orang yang mengklaim sedang memperjuangkan rakyat, negara atau agama, justru sering menjadikan amarah dan ketakutan sebagai ideologi-komoditas-senjata untuk "mentenagai" niat-keinginan mereka. Lihat saja, tiap hari kita diajak untuk marah-marah dan takut terutama kepada Yahudi, asing, kapitalisme, komunisme, demokrasi, China, liberalisme, Syiah, kafir, dosa, neraka atau yang lainnya.


Ini jelas adalah tragedi, nilainya sama dengan sedang berusaha mengubah-mengembalikan fitrah kekuatan kemanusiaan kita yang bertumpu pada fungsi akal dan hati, diganti menjadi bertumpu pada kekuatan fisik seperti halnya fitrah kekuatan hewan. Mereka menghasut-merubah orang untuk menjadi "banteng", tidak lagi menjadi manusia hanya karena dilihatnya banteng sangat kuat, padahal sekuat-kuatnya banteng akan kalah dengan selemah-lemahnya matador. Secara lahir mereka boleh saja mengklaim sedang membela rakyat, negara, agama atau Tuhan tapi secara batin-hakikat pasti tidak, mereka sedang melemahkan, mengeksploitasi sekaligus meruntuhkannya.


Kalau di abad-abad pertengahan atau sebelumnya, kekuatan fisik memang cukup penting, cukup menentukan jaya-tidaknya suatu agama atau bangsa. Tapi di jaman sekarang, kekuatan fisik hanya akan bernilai seperti buih di lautan atau sekuat-kuatnya-seperti banteng ngamuk, memang sangat mengintimidasi tapi tidak memiliki kehebatan secara esensi, akan dengan sangat mudah diombang-ambingkan, dipermainkan dan ditundukkan hanya dengan sedikit strategi dan kesabaran. Mungkin saja di jaman sekarang amarah dan ketakutan masih akan bisa membawa pada kemenangan, tapi kemenangan itu pasti rapuh-tidak berakar-berpondasi kuat, dalam jangka panjang, Tuhan-alam semesta tetap akan menghukum-menuntut harga-konsekwensi mahal-azab dari diagungkannya amarah dan ketakutan itu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar