Selasa, 22 November 2016

Tiada Penyelarasan tanpa Takzim dan Cinta





Saat Jepang dikalahkan Amerika, bukannya Jepang menjadi membenci-antipati kepada Amerika, malah sebaliknya, membuatnya menjadi introspeksi, takzim untuk kemudian berguru kepada Amerika. Hanya 50 tahun setelah itu, Jepang sudah menyamai Amerika tanpa banyak kehilangan identitasnya sebagai bangsa.


Saat Sunan Kalijaga dikalahkan Sunan Bonang, itu tak membuatnya mendendam, menjadikannya musuh bebuyutan, malah sebaliknya, Sunan Kalijaga ikhlas merendahkan diri-berguru pada Sunan Bonang. Sekarang, Sunan Kalijaga mendominasi alam pemikiran, etika, filsafat, spiritualitas dan relijiusitas orang Jawa.


Saya dulu sangat membenci guru bahasa Indonesia saya, akibatnya, nilai bahasa Indonesia saya tidak pernah jauh dari angka 6, sebaliknya, saya sangat suka dengan guru kimia saya, dramatis, nilai kimia selalu tinggi, di atas 8. Padahal siapapun pasti akan menilai kalau pelajaran kimia itu jauh lebih sulit dari pelajaran bahasa Indonesia. Kebencian saya pada guru bahasa Indonesia telah melumpuhkan akal-hati, membuat saya sulit belajar, menarik-menyerap ilmu dari dia.


Saat kita membenci orang baik atau pandai, kita sebenarnya tengah menolak kebaikan dan kepandaian datang dalam hidup kita. Sebab kebaikan dan kepandaian adalah vibrasi energi-spirit yang terikat-terhubung, satu paket dengan pelaku dari kebaikan dan kepandaian itu. Jika kita ingin jadi orang baik dan pandai, tidak bisa tidak, kita juga harus belajar takzim, mencintai orang baik dan pandai siapapun dia.


Sekarang banyak orang membenci orang baik atau pandai hanya karena orang itu beda agama, etnis atau bangsa. Sikap yang jelas fatal, karena itu sama saja sedang menciptakan vibrasi-mengundang energi-spirit kejahatan dan kebodohan. Apa gunanya seseorang itu seagama, seetnis, atau sebangsa tapi jahat dan bodoh?, itu malah akan lebih banyak mendatangkan kemudaratan bagi agama, etnis dan bangsa itu sendiri. Ironisnya, orang yang gemar membenci orang baik dan pandai biasanya adalah orang yang berteriak sangat keras katanya ingin membuat umat atau bangsa bangkit dari keterpurukan, jadi umat dan bangsa yang beradab dan maju..., mereka ibarat orang ingin menjadi sarjana tapi membenci bersekolah..., menolak akar-penyebab-jalan dari apa yang diharapkannya datang...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar