Minggu, 27 November 2016

Keabadian Energi-Spirit-Memori Manusia




Di tempat terjadinya kecelakaan hebat, bunuh diri atau pembunuhan biasanya orang Jawa akan secara suka rela-bergotong-royong mengadakan upacara selamatan, ruwatan, atau tahlilan. Bagi orang yang tidak "tahu" tentu akan menghakimi itu amalan bodoh, konyol, sia-sia, bid'ah atau sesat, tapi tidak bagi yang tahu, justru itu adalah amalan cerdas, mencerminkan tingginya "ma'rifat" leluhur, orang yang menciptakan-mengawali ritual itu.



Energi-spirit-memori cinta, kebahagiaan, kebijaksanaan, kebencian, amarah, dendam, ketakutan, keserakahan akan hidup abadi sekalipun orang yang memilikinya telah mati. Mereka akan terus mempengaruhi, menginspirasi, mengganggu, menghantui bahkan merasuki orang-orang yang masih hidup.
Meninggal dunia dengan tenang terjadi saat seseorang tidak banyak meninggalkan energi-spirit-memorinya atau hanya meninggalkan energi-spirit-memori baik-positif seperti cinta, kebahagiaan, kebijaksanaan, optimisme serta energi-spirit-memori dari akal-hati lainnya saat meninggal dunia. Sebaliknya, mati penasaran terjadi saat seseorang dominan meninggalkan energi-spirit-memori buruk-negatif seperti amarah, kebencian, ketakutan, dendam, keserakahan serta energi-spirit-memori dari ego-hawa hawa nafsu lainnya.


Orang berziarah kubur, bertawasul, bersolawat, membaca barzanzi atau  manakib, membuat syair dan lagu pujian, mematungkan para pahlawan apapun syariat atau teorinya sebenarnya tujuannya sama, sarana menyelaraskan diri, menyerap, mengcopy-paste energi-spirit-memori kebaikan, kesalehan, kebijaksanaan, kekuatan, optimisme, semangat dari orang-orang hebat yang sudah meninggal dunia.


Orang mengadakan upacara penguburan, selamatan, tahlilan apapun syariat atau teorinya sebenarnya tujuannya satu, untuk meminimalisir-menetralisir energi-spirit-memori terutama yang berakibat buruk-negatif dari orang-orang yang sudah meninggal dunia sehingga tidak begitu membawa pengaruh buruk bagi orang yang masih hidup, agar mereka sepenuhnya bisa "meninggalkan" dunia ini, agar yang ditinggalkan juga ikhlas.


Mengapa orang Mesir kuno atau orang Katolik suka mengawetkan mayat raja dan orang saleh mereka?, karena tubuh seseorang adalah tempat paling kuat menyimpan energi-spirit-memori yang dimilikinya selagi hidup, selama jasad utuh, siapapun akan lebih mudah "mengakses", menyelaraskan diri, menyerap, mengcopy-paste energi-spirit-memori mereka. Mengapa orang Jawa biasanya akan menolak teroris atau penjahat besar dikubur di kampungnya?, karena itulah cara efektif agar kampung mereka terhindar dari paparan energi-spirit-memori buruk teroris atau penjahat itu.


Mengapa para Wali, orang atau pertapa suci biasanya jasadnya utuh, tidak membusuk?, itu adalah cermin niat-keinginan mereka agar energi kebaikan, kemuliaan, kebijaksanaan, karomah mereka tetap abadi, memberkati-bisa dengan mudah diakses orang-orang yang masih hidup cukup dengan menziarahi kubur atau jasad mereka.


Mengapa orang Hindhu membakar mayat, orang Majusi atau Tibet memberikan mayatnya untuk dimakan burung sementara Amerika menghilangkan mayat Osama bin Laden?, karena itulah cara paling praktis melepas hubungan orang yang sudah meninggal dunia dengan dunia ini, saat jasad seseorang hilang, daya pengaruh-inspirasi energi-spirit-memori pada orang yang masih hidup akan sangat berkurang, bagi orang yang semasa hidupnya jahat, ini tentu akan sangat baik.


Mengapa budaya membuat jimat atau pusaka ada di hampir semua masyarakat di dunia ini?. Jimat adalah sarana efektif kita menyimpan energi-spirit-memori sesuai keinginan atau kebutuhan kita. Jika yang kita simpan-wiridkan-tirakatkan adalah energi-spirit-memori positif seperti doa atau harapan baik, ini tentu akan sangat berguna, membuat pemilik jimat mudah terpapar, terhubung, terselaras energi-spirit-memori positif yang tersimpan dalam jimat itu. Setiap agama memiliki pakaian, aksesoris dan tempat ibadah khusus keagamaan tujuannya juga dalam rangka membuat jimat, menjadikan itu tempat menyimpan energi-spirit-memori doa, iman, keikhlasan, kekhusukan, ketawakalan, kesabaran atau ajaran agama lainnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar