Dulu, saat lagi asyik ngobrol bersama teman di teras rumah kontrakan saya, tiba-tiba ada belalang hinggap di taman depan kontrakan saya itu. Karena sejak kecil saya memang sangat suka belalang, belalang itu kemudian saya tangkap, saya bakar pakai korek api, lalu saya santap. Melihat apa yang saya lakukan itu, teman saya dengan ekspresi aneh langsung ngomong, "idiiih, amit-amit nggragas amat, mosok belalang dimakan, jangan-jangan kamu suka makan coro juga ea?". Mendengar reaksi lebay teman saya itu, saya iseng penuh humor menjawab sekenanya, "jangan salah, belalang berprotein tinggi loh, khasiatnya luar biasa, bisa bikin sehat luar dalam, perkasa siang malam, gak percaya, buktikan saja...!".
Barangkali karena penasaran ditambah kenyataan dirinya dalam keadaan kurang sehat dan perkasa, teman saya itu kemudian diam-diam mencoba membuktikan kata-kata saya itu ditandai dengan-beberapa bulan kemudian dia ngomong sama saya, "ternyata betul loh belalang bisa bikin sehat dan perkasa, bisa jadi jamu, bisa bikin greng, membuatku mendadak njemprak, aku telah membuktikannya". Mendengar "testimoni" teman saya itu saya sebenarnya ingin ngakak guling-guling, tapi berhubung saya "tahu" siapa teman saya itu, keinginan itu saya empet. Saya gak ingin dia menjadi kurang sehat dan loyo kembali setelah tahu kalau yang saya katakan dulu itu cuman "gombal amoh".
Pertanyaannya, apakah teman saya itu menjadi sehat dan perkasa karena belalang itu atau apakah karena sugesti saja setelah mendengar retorika "bakul obat" saya tentang khasiat belalang...?. Saya yakin sebabnya adalah yang kedua, pikiran, kepercayaan dan prasangka baik dia terhadap kata-kata saya telah membangkitkan energi spiritual, prana atau chi dia, merubah secara dramatis reaksi dan kondisi tubuh-pikiran dia. Teman saya itu jelas masuk dalam kategori orang "hypnotisable-indoktrinable", kata-kata apapun mudah dipercaya, masuk ke alam bawah sadarnya sehingga sangat memungkinkan untuk efek placebo itu terjadi.
Alam bawah sadar kita ibarat ladang, tempat menanam pikiran, kepercayaan atau prasangka untuk kemudian dituai menjadi energi yang bisa digunakan mewujudkan, "membenarkan" apa yang kita pikirkan, percaya atau prasangkakan itu. Sayangnya, alam bawah sadar kita tidak mengenali apa-apa yang baik apalagi yang benar, dia hanya akan membesarkan dan mewujudkan apa-apa yang konsisten ditanamkan-diafirmasikan-diwiridkan-didoktrinkan. Kenyataan itu sering dieksploitasi politikus, kapitalis dan agamis egois-oportunis kita. Mereka gemar menanamkan-mengafirmasikan-mewiridkan-mendoktrinkan pikiran, kepercayaan, dan prasangka yang secara esensi salah dan buruk..., gemar menebar hoax, tahayyul, fitnah, cocoklogi, teori konspirasi demi membantu terwujudnya ego-ego diri mereka sendiri. Fundamentalis-teroris itu adalah contoh korban ekstrimnya, sesuatu yang jelas salah-burukpun menjadi tampak dan dirasakan benar-baik-suci...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar