Agama itu sama seperti wanita, jika kita memandangnya hanya didasari "nafsu", sarana memenuhi ego-ego rendah kita, agama hanya akan menjadi sumber fitnah-keburukan, kebodohan, kejahatan, penderitaan..., akan ditindas, diperbudak, diperalat, dieksploitasi, diperkosa. Sebaliknya, jika kita memandangnya dengan penuh cinta, penghormatan, kasih sayang, agama adalah sumber berkah, rahmat, pencerahan, kebahagiaan, ketenangan, keselamatan..., akan membuat kita ikhlas berjuang demi kebaikan, kehormatan dan kemuliaannya tanpa pamrih.
Cinta (sejati) itu untuk orang yang bernalar dan berhati..., untuk orang yang mampu mengesampingkan ego-hawa nafsunya..., tidak akan ada cinta jika kita tidak lebih dulu belajar "merajakan" nalar dan hati kita termasuk cinta terhadap agama..., kita hanya akan berdelusi tentang cinta.
Sama halnya seperti saat kita memandang wanita, sebelum kita "memandang" agama, alangkah baiknya kita belajar mengenali arah "pandangan" kita terhadapnya lebih dulu, apakah kita dominan memandangnya dengan penuh nafsu-keinginan menjadikannya pemenuh ego kita atau apakah kita dominan memandangnya dengan penuh cinta-menjadikannya alasan mengendalikan ego kita-demi memuliakannya...?.
Ketidakmauan dan ketidakmampuan mengenali arah "pandangan" kita terhadap agama dan wanita pada akhirnya hanya akan membawa penderitaan bagi kita sekaligus kehancuran bagi agama dan wanita yang katanya kita cintai...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar