Sabtu, 21 Oktober 2017

Tiada Agama tanpa Penguasaan Ego


Jika ego-obsesi kita terhadap uang tak terkendali, tumpukan koran akan tampak sebagai tumpukan uang, orang mau menipu dikira mau membantu, keburukan-kejahatan tak lagi dirasa menyesakkan..., pun demikian jika ego-obsesi kita terhadap jabatan, wanita atau bahkan agama tak terkendali..., dampaknya sama, melumpuhkan kesadaran, membuat kita "sesat di jalan yang terang".

Sayangnya, banyak orang sekarang justru memandang ego-obsesi tak terkendali terhadap agama itu sebagai bukan sesuatu yang buruk bahkan dianggap sebagai ekspresi kesalehan atau ibadah. Padahal jelas, ego-obsesi itu perkara substansi, esensi, hakikat..., diletakkan di manapun tidak akan merubah nilai dan dampaknya..., akan memabukkan, menyesatkan.

"Syariat baru berlaku setelah kita memasuki alam kematian" (Sheikh Siti Jenar). Kematian di sini maksudnya adalah matinya ego-obsesi-hawa nafsu, kehendak raga kita. Tepat sekali kata-kata Sang Sheikh itu. Jauh lebih penting bagi kita untuk belajar mengenali-menguasai ego kita, "mematikan" diri lebih dulu daripada belajar agama atau syariat. Sebab jika ego kita tak terkendali, hampir pasti, ayat-ayat cintapun akan dipahami sebagai ayat-ayat setan, rahmat bagi alam semesta malah memicu musibah bagi alam semesta, godaan setan akan dikira petunjuk Tuhan, keburukan dikira kebaikan, meruntuhkan agama dikira membela-menegakkan agama.

Jadi ingat dulu waktu masih menjadi orang relijius, pernah ditolak cinta ama cewek solehah, bukannya itu membuatku menjadi introspeksi, sadar kalau aku ini kurang gagah sehingga wajar ditolak..., malah membuatku marah dan menghakimi kalau cewek yang menolakku itu tak mengerti agama, tak mau dibimbing ke jalan yang lurus, tak mau mengikuti tuntunan Rasul untuk tak menolak cinta-pinangan orang soleh. Agama telah sangat sukses membuatku menjadi sombong, pemarah, egois, penuh prasangka dan penghakiman, mau benar dan menang sendiri..., sukses mengkamuflase ego saya menjadi tampak dan dirasakan suci...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar