Sabtu, 10 Februari 2018

Tuhan dan Botol



Otak (emosi-ego-pengangen-angen) kita tidak didesain untuk memahami sekaligus menerima kebenaran, jangan geer apalagi sombong merasa telah menemukannya. Kalau didesain untuk memahami-menemukan yang paling menguntungkan-menyenangkan, memang iya.


Memahami-menemukan-menerima kebenaran adalah pekerjaan yang sangat sulit dan berat, penuh perjuangan dan resiko. Itu seumpama Bima atau Werkudara berusaha menemukan "tirta prawitasari", Dewa Ruci atau jati dirinya..., seumpama orang awam berusaha menemukan kode genetik suatu mahluk hidup, diperlukan "laku" dan pembelajaran sangat keras, lama dan konsisten. Kalau baru 1-2 kali mengaji atau membaca ayat lantas merasa telah benar atau dapat hidayah, itu lucu.


Alam bawah sadar kita-pembentuk dominan persepsi kita akan "merealitaskan", menganggapnya benar apapun yang paling banyak ditimbun-ditumpuk di atasnya..., pikiran, perasaan, prasangka, perkataan, kepercayaan, perbuatan yang paling sering dijalankan, diwirid-diafirmasikan hingga didoktrinkan kepadanya, bukan apa yang paling baik apalagi apa yang paling (betul) benar. "Mengabaikan" sesuatu yang sudah terlanjur tertumpuk sebagai syarat utama memahami kebenaran sangatlah sulit, diperlukan energi-tekad-keberanian yang sangat besar, tidak mungkin bisa dilakukan orang-orang yang lemah apalagi yang egois.


Bahkan botolpun akan menjadi Tuhan yang maha kuasa kalau kita terus mewirid kepercayaan atasnya kalau itu Tuhan yang benar. Dia akan tetap menghubungkan diri kita dengan kekuatan-pengetahuan lebih tinggi kita, mengabulkan doa-doa yang kita panjatkan atasnya, menciptakan perasaan dramatis, syahdu, spiritual hingga heroik. Bagaimana anda begitu yakin Tuhan anda benar, berbeda, bukan Tuhan "botol" yang dihidupi dari ego, iman, prasangka, sugesti, delusi, halusinasi, sementara cara anda menuhankannya masih sama dengan mereka yang menuhankan botol...?. Bahkan bertuhankan botol masih lebih baik, tetap akhirnya akan membawa pada hakikat kebenaran jika nyatanya itu mampu melemahkan ego-menaikkan kesadaran..., daripada bertuhankan Tuhan yang maha esa tapi membuat kita menjadi lebih egois-melumpuhkan kesadaran...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar