Iman atau keyakinan kalau kita benar, ada di jalan Tuhan, akan masuk surga, memang nikmat, mencandu..., akan membuat kita terus dibanjiri energi, motivasi, sugesti, delusi dan halusinasi indah..., akan membuat kita lebih mampu mencapai apapun tujuan atau keinginan kita..., akan membuat kita "fly to the sky" tanpa harus minum alkohol atau menghisap candu, merasa senang, gembira, bahagia tanpa penyebab esensial apapun.
Tapi sayang, itu tidak gratis, harus ditebus dengan harga yang sangat mahal yaitu melemahnya akal dan tertutupnya hati kita, dua "malaikat-asisten-pamomong" penopang utama eksistensi kemanusiaan kita. Keyakinan kalau kita benar, ada di jalan Tuhan, akan masuk surga, itu akan memaksa kita menjadi "kuda kereta" yang tertutup sebagian besar penglihatan kita, membuat kita dipaksa mengabaikan begitu banyak petunjuk-informasi-masukan termasuk informasi-masukan yang secara hakiki baik dan benar..., membuat kita tidak bisa larak-lirik kiri-kanan bahkan jika di kiri-kanan kita adalah singa yang ingin memangsa kita atau Tuhan yang akan memberi kita berkah besar.
Puncak dari sikap adil sebagai manusia adalah menyeimbangkan peran dari seluruh komponen di diri kita, ego, akal, hati..., yang di luar itu temasuk secara ekstrim memupuk keyakinan kalau kita benar, ada di jalan Tuhan, akan masuk surga, adalah zalim, kita menyia-nyiakan anugrah besar kemanusiaan kita..., bagaimanapun berusaha dikamuflase, dirasakan suci, itu tetaplah "fitnah" yang datang dari ego atau hawa nafsu, dari "setan" kita yang harusnya dikenali-dikuasai...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar