Selasa, 20 Februari 2018

Yang Benarnya Nyata, Tak Bisa Dinista



Esensi agama adalah "tapa nyepi" dan "tapa ngrame"..., mengheningkan diri dan berbuat baik pada sesama..., mengendalikan, indra, tubuh, pikiran, ego-hawa nafsu pemeluknya. Karenanya, tidak mungkin sebenarnya agama bisa dan patut dihina, dinodai atau dinista sepanjang agama tidak menjauh atau dijauhkan dari esensinya itu.


Kalau anda merasa agama anda bisa dihina, dinodai atau dinista, kemungkinannya hanya ada dua, anda yang bermasalah atau agama anda yang bermasalah. Apa iya ada orang mau menghina, menodai atau menista karena anda sabar, zuhud, baik, dermawan...?, apa iya anda akan tersinggung karena ada orang menghina atau merendahkan kesabaran, kezuhudan, kebaikan, kedermawanan anda...?. Saya dulu tidak sedikitpun tersinggung saat dicaci-maki, digoblok-goblokin teman saya karena kepolosan, kebaikan, kesabaran saya..., saya malah menjadi semakin yakin kalau prinsip hidup saya itu benar.


Agama yang hakiki-benar adalah ilmu, "laku-tarikat" yang mampu melindungi dirinya sendiri, kuat seperti halnya sains. Bagaimanapun kasar orang menghina dan merendahkan teori evolusinya Darwin, tidak akan pernah ada seorangpun pemercaya teori itu "mau" marah atau tersinggung bahkan saya yakin termasuk Darwin sendiri..., bagaimanapun keras orang menindasnya, tidak akan pernah bisa mengurangi sedikitpun kekuatan dan kehormatannya, dia akan tetap menjadi inspirasi, mempengaruhi dan diterima orang-orang bernalar, kapan dan dimanapun, tetap dipandang sebagai keajaiban, mudahkah nalar dibunuh?. 


Sementara agama yang palsu-sesat, berhala secara hakikat itu ibarat klenik, tahayyul atau dongeng..., lemah, anda harus terus membela-melindunginya mati-matian agar "manfaat" spiritual dan materialnya terus terpelihara, agar efek candunya semakin terasa dramatis..., anda harus membungkam dan menghabisi siapapun orang yang berani sedikit saja mengusik atau mengkritisinya.


Pilih yang benar, kuat, melindungi sedari awal atau pilih yang palsu dan terus-menerus menuntut dikuatkan, dibela dan dilindungi...?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar