Justru kitab suci yang mengatakan bumi ini datarlah yang tepat, tidak perlu menyangkal kenyataan "pahit" itu. Kitab suci lahir ribuan tahun lalu, kalau dia mengatakan bumi ini bulat, mungkin kitab suci itu tidak pernah akan sampai ke tangan kita, orang-orang akan keburu membuangnya di tempat sampah karena ketidakmasuk-akalannya menurut nalar orang pada saat itu.
Kalau anda gak terima dengan kenyataan itu sehingga kemudian berusaha memelintir-melintir ayat agama agar jadi tampak atau terkesan memandang bumi ini bulat, jelas ada masalah sangat serius pada cara anda memandang agama, anda tidak mengerti asal, akar atau mekanisme agama itu terbentuk dan bekerja. Anda hendak memaksa agama agar selaras dengan sains, hendak memposisikan standar kebenaran agama sebagai sama dengan standar kebenaran sains..., sesuatu yang konyol sekali, itu ibarat hendak menganggap langit sama dengan bumi, anda jahil, zalim, mabuk bahkan gila.
Sains datang dari nalar atau akal kita, sedang agama (yang benar baik) datang dari hati-kesadaran-pengetahuan lebih tinggi kita..., misi sains adalah memahami apa yang nyata benar, teramati, yang lain akan ditolaknya keras..., sementara misi agama adalah memahami apa yang nyata baik, menguntungkan, dan itu sama sekali takkan memperhitungkan pandangan dari sains, dia punya logika sendiri yang sangat berbeda, kalau ada keselarasan di antara keduanya (agama dan sains), itu semata kebetulan.
Coba anda berdoa atau mengheningkan diri dengan maksud meminta petunjuk agar jadi orang kaya, mungkin anda akan mendapat petunjuk, nikahlah dengan tetangga anda yang masih lugu, tanpa dosa dan belum tersentuh kotornya zaman KAE..., itulah agama. Coba anda bertanya pada matematikawan untuk hal yang sama, mungkin anda akan mendapat petunjuk, bekerjalah lebih keras dan rajinlah menabung..., itulah sains. Apakah jawaban dari yang pertama itu selaras dengan jawaban yang kedua...?.
Saya percaya teori Darwin kalau leluhur manusia adalah kera besar, teori itu memiliki bukti-argumen yang sangat kuat dan rapi, sulit dibantah akal sehat manapun..., tapi saya mengapresiasi cerita agama kalau leluhur manusia adalah Adam dan Hawa, cerita itu telah meng-indahkan, menenangkan, menguatkan dan membaikkan begitu banyak orang..., yang pasti, saya tidak ingin mencocok-cocokkan, memelintir-melintir teori agama agar selaras dengan teori Darwin..., kaya NGANU aja dipelintir-pelintir...!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar