Musa mendapat wahyu-perintah agar dia dan kaumnya pergi berhijrah ke tanah Kan'an. Tanah Kan'an waktu itu bukanlah tanah kosong, Musa harus merampasnya, membantai dan mengusir penduduk aslinya. Pertanyaannya, mungkinkah Tuhan yang maha kasih merestui pembantaian dan pengusiran, hanya berbelas kasih pada orang Yahudi?. Rahwana mendapat kesaktiannya melalui tapa brata, itu adalah rahmat dari dewa-dewa atas keteguhannya berdoa-mengabdi kepadanya. Rahwana adalah simbol utama angkara murka. Pertanyaannya, apakah mungkin dewa-dewa yang maha bijaksana mendukung sifat-sifat angkara murka seperti halnya ada pada Rahwana?. Gajah Mada sukses mewujudkan cita-citanya menyatukan Nusantara karena "bertirakat" (tercermin dari sumpah palapanya)..., bagaimanapun, Gajah Mada adalah seorang fasis dan kolonialis/penjajah (terutama bagi orang non Jawa). Pertanyaannya, betulkah Tuhan yang maha adil mendukung fasisme dan kolonialisme?.
Bahkan agama, spiritualitas, meditasi, tapa brata, berkhalwat atau uzlah, tidak akan ada gunanya-tidak akan membawa kita pada kebenaran hakiki-universal jika yang dominan menjadi obsesi kita masih syahwat, ego atau hawa nafsu, kenikmatan ragawi-duniawi. Yang akan mewahyui, membimbing dan merahmati kita tetap akhirnya adalah "ego-setan" kita yang mewujud atau menyamar sebagai dewa-dewa, malaikat atau Tuhan. Alam bawah sadar kita akan menjadi sangat pragmatis-oportunistik, licik, disadari ataupun tidak..., kita akan selalu dibimbing-ditunjukkan pada apa yang paling menguntungkan dan itu sering kali tanpa harus kehilangan rasa dan citra positif kita..., kita bisa menjadi penjahat paling brutal dengan tetap merasa dan tampak sebagai pahlawan atau bahkan orang suci.
Cukup dengan melihat apa yang keluar dari mulut seorang spiritualis, nabi, pertapa, ulama, kita bisa tahu, dia ngomong atas "bisikan" siapa..., kalau yang keluar hanya menguntungkan dirinya sendiri, kelompoknya, etnisnya, bangsanya, sudah pasti itu dari ego-setan bagaimanapun hebat kesaktian, karomah atau mukjizatnya..., bagaimanapun tampak suci klaim dan penampilannya.
Jantung (akidah) agama (yang benar) adalah pengendalian ego atau hawa nafsu, yang bukan itu sejatinya bukanlah agama, hanya sesuatu yang sedang didudukkan sebagai agama...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar