Banyak orang relijius sekarang hobi ngeles, ayat-ayat perang, kebencian atau permusuhan dalam kitab suci harus ditafsirkan secara tepat, katanya, disesuaikan dengan konteks atau sebab-sebab turunnya, tidak boleh dipahami hanya secara tekstual. Sebenarnya siech pandangan itu tepat, dengan catatan, asal mereka bersedia konsekwen, mereka harus mau juga menafsirkan SEMUA ayat kitab suci tanpa kecuali, jangan hanya yang dianggap merugikan atau merendahkan citra agama mereka saja.
Sebab apa yang benar-baik-menguntungkan bagi seseorang, suatu kaum, etnis, bangsa, itu akan selalu berubah, berkembang dan berganti, tidak bisa DIKUNCI dalam sebuah kitab suci. Alqur'an adalah cermin apa yang benar-baik-menguntungkan Muhammad dan pengikutnya pada abad ke 7 di Semenanjung Arabia, demikian juga kitab-kitab lainnya, dia cermin "produk" terbaik pada zaman, tempat dan masyarakatnya. Bahkan hanya sedikit berganti tahun atau tempat saja, apa yang dipersepsikan benar-baik-menguntungkan oleh kesadaran lebih tinggi kita, sudah pasti akan berubah, kitab suci perlu ditafsir ulang, diperbaharui, atau bahkan DIGANTI...!. Kita pindah ke kota lain saja sudah harus belajar memahami profesi dan perilaku terbaik yang harus kita jalankan kok, tidak mungkin ada kitab suci mampu BENAR sepanjang masa, di semua tempat, masyarakat, situasi dan kondisi.
Coba lihat Perjanjian Lama (Yahudi,) dan Perjanjian Baru (Kristen), banyak aturan atau perjanjian di dalamnya yang berubah, apakah berarti Tuhan itu mencle-mencle...?. Tidak juga, Tuhan memang harus terus memperbaharui aturan dan perjanjiannya kok sebab memang, apa yang baik dan penting bagi manusia memang selalu BARU. Itu pasti (seharusnya) akan terjadi juga pada aturan (kitab) agama lain manapun. Bahkan termasuk juga kitab yang mengklaim paling baru, terakhir atau sempurnapun, tidak akan sanggup mengikuti kebaruan manusia..., hanya asal atau sumber dari kitab suci itu saja yang akan sanggup mengikutinya..., itulah yang harusnya menjadi pegangan utama kita dalam beragama...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar