Rabu, 11 Juli 2018

Ada Neraka Dibalik Janji Surga


Teman saya seorang lulusan S2, cerdas dan relijius. Tapi lucunya, berkali-kali dia ditipu orang, yang terakhir bahkan sangat parah, puluhan juta rupiah melayang. Dia kelihatan menjadi sangat tidak berdaya, hilang akal dan pertimbangan saat berhadapan dengan orang relijius atau minimal, berpenampilan dan bertutur kata relijius dengan tawaran atau janji-janji berbumbu relijius pula. Dia akan langsung percaya hingga bahkan sering sampai rela menyerahkan segalanya.


Ada "neraka" dibalik janji surga terutama "tipe" surga yang di dalamnya digambarkan dipenuhi kenikmatan egoistik-ragawi. Wajar saja, setiap janji, harapan, angan-angan yang sifatnya egoistik-ragawi, yang terkait dengan naluri keserakahan kita itu pasti akan melemahkan kesadaran atau makrifat kita, eling lan waspada kita. Dampaknya jelas, akan membuat kita kesulitan melihat-memahami kebenaran atau jalan lurus, modal utama kita menggapai surga atau Tuhan, akan membuat kita mudah tersesat dan terjerumus tanpa disadari.


Janji surga itu seumpama janji "lanang boyo", indah memang terasanya, tapi itu dibuat hanya untuk menipu, memanipulasi dan mengeksploitasi seorang wanita, bukan janji ikhlas demi kebahagiaan sang wanita. Surga yang sesungguhnya itu ada pada "lanang ndeso" yang bersahaja, yang tak pernah mau dan mampu berjanji-memanipulasi, melainkan selalu memberi bukti, sesuatu yang nyata fakta. Justru saat kita sudah kebal terhadap segala macam janji (dan intimidasi, tentunya), kebenaran itu akan mudah dilihat, nalar kita akan merdeka dan berkembang, hati akan memeka dan terbuka, petunjuk dan pengetahuan akan datang membanjir.


Jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau bersujud menyembahnya?. Tepat sekali kata-kata Sufi besar ini. Sebab harapan akan surga dan ketakutan akan neraka itu akan membuat pikiran kita sulit kosong-pasrah-berserah diri, tanpa kekosongan, "keterisian" tidak akan mungkin terjadi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar