Sabtu, 14 Juli 2018

Bahaya Agama Teror bagi Otak Kita


Pikiran adalah energi yang "maha kuasa" termasuk berkuasa membentuk realitas siapa diri kita. Apa pikiran yang dominan kita bangun-hidupi-pelihara menentukan bagian mana di otak kita yang akan berkembang dan menyusut sekaligus (akhirnya) terwaris secara genetik.

Pikiran akan ketakutan dan amarah jelas hanya akan mengembangkan bagian otak kita yang mengatur respons menghindar/melarikan diri dan menyerang. Sebaliknya, itu akan menyusutkan bagian otak yang mengatur kecerdasan kita, IQ kita, bahkan nurani-moralitas-sisi spiritual kita. Jalan lurus, kebenaran atau Tuhan jelas sangat tidak mungkin bisa dipahami melalui hasutan akan ketakutan dan amarah, itu hanya efektif untuk membangkitkan kekuatan atau energi sebagai alat mencapai tujuan-tujuan egoistik-naluriah kita.

Jadi, agama yang di satu sisi menjadikan ketakutan dan amarah sebagai "akidah" tapi di sisi lain mengklaim sebagai kebenaran, datang dari Tuhan, akan membawa penganutnya pada surga itu sebenarnya kontradiktif, tidak sesuai antara klaim asal dan tujuan yang hendak dicapai dengan ajaran, laku atau tarikatnya. Agama seperti itu bahkan sebenarnya berbahaya hingga ke fisik dan gen kita, itu bisa membalikkan arah evolusi kita, membuat anak cucu kita kembali menjadi "hewan", kuat emosi dan ototnya tapi bodoh otaknya. Akibatnya, mereka akan lebih mudah dieksploitasi orang lain, terus menyusut kecerdasan, moralitas, sisi tinggi kemanusiaannya.

Otak adalah harta paling berharga kemanusiaan kita, lindungi dia..., ketakutan dan amarah hanyalah alat orang lain melumpuhkan kita untuk kemudian mengeksploitasinya..., tidak lebih dari itu. Kalau memang mau menunjukkan pada jalan yang benar, pada Tuhan, pada surga, harusnya bukan ketakutan dan amarah yang dihasut dan dibesarkan, tapi akal dan hati-nurani kita...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar