Rabu, 28 Maret 2018

Wahyu, Benarkah dari Tuhan?



Wahyu, dari manakah berasal?. Orang-orang relijius mengklaim wahyu, hidayah, mukjizat, berkat, rahmat, pengetahuan, keselamatan dan lain-lain itu datangnya dari Tuhan atau obyek mistis lain di luar diri kita, benarkah?. 


Tepat sekali apa yang dikatakan Sheikh Siti Jenar atau Mansur Al-Hallaj, (kehendak) Tuhan ada di dalam diri tiap manusia, tujuan kita beragama adalah untuk berusaha "manunggal" atau menyatu dengannya, dengan diri kita sendiri, jati diri kita. Wahyu, hidayah, mukjizat, berkat, rahmat, pengetahuan keselamatan dan lain-lain itu tidak datang dari mana-mana dan dari siapa-siapa, dia datang dari dalam diri kita sendiri, rendahnya dari ego kita, tingginya dari lapisan kesadaran-naluri-kekuatan-pengetahuan lebih tinggi kita. Budaya, agama, prasangka, harapan, mitos, obsesi-keinginan tak terkendali memicu datangnya halusinasi-membuatnya menjadi terasa-terlihat datang dari luar, dari malaikat, dari dewa-dewa, dari Tuhan, leluhur, Nyi Roro Kidul dan sebagainya. Mudah sekali untuk membuktikannya, hanya dengan sedikit "mengamati" dan "laku-tarikat" atau mengheningkan diri, kita akan mengerti-menyimpulkan itu. 


Karena anda orang Arab atau Yahudilah, maka anda merasa berjumpa-mendapat wahyu dari malaikat Jibril berikut merasa menjadi Nabi setelahnya..., karena anda orang Indialah, anda merasa mendapat wahyu dari Wisnu atau Syiwa..., karena anda orang Jawalah anda merasa mendapat wahyu dari Dewi Sri atau Nyi Roro Kidul. Coba seandainya anda mengabaikan semua yang telah tertanam di dalam diri anda (ego, budaya,  mitos, agama, prasangka, harapan, obsesi-keinginan), sosok-sosok di atas pasti tidak akan pernah ada..., anda akan memiliki persepsi-definisi sendiri tentang wahyu..., anda akan lebih netral dan adil-proporsional dalam menggambarkan dan memposisikannya. Baik yang Arab, Yahudi, India atau Jawa, akan memiliki satu definisi-persepsi-gambaran yang sama atasnya-atas satu hal atau obyek yang sama..., akan mengerti apa maksud sebenarnya dari kata sakral "ketuhanan yang maha esa", "bhinneka tunggal ika" atau "sedaya agami sami"...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar