Pernah meraga sukma atau bahasa kerennya, melakukan perjalanan astral/astral projection, out of body experience...?. Saat kita meraga sukma, kita bisa terbang kemanapun kita mau, ke Mekkah, Palestina, Hong Kong, Eropa, kutub utara atau bahkan terbang ke langit ke tujuh, bertemu malaikat, Tuhan atau dewa-dewa..., bisa juga terbang ke rumah yayang kita yang jauh, melihat apa yang sedang dilakukannya.
Bagi mereka yang tidak kritis, mungkin akan mengira, meraga sukma adalah pengalaman mistik, ghaib atau ajaib, percaya 100 persen kalau yang dilihat atau didapat mereka saat meraga sukma itu nyata atau benar. Lihat tuch, banyak orang (terutama di Timur Tengah) setelah meraga sukma pergi ke langit, "merasa" bertemu malaikat atau Tuhan, memberi wahyu, petunjuk atau perintah hingga menunjuknya menjadi Nabi atau orang suci..., mereka lantas berfikir pengalaman-yang mereka lihat itu adalah kebenaran, sesuatu yang nyata. Mereka kemudian dengan pedenya mengklaim menjadi Nabi atau orang suci betulan, lalu berusaha menyebarkan perintah atau ajarannya kemana-mana..., mereka jelas tertipu obsesi, harapan atau angan-angannya sendiri yang menjadi tampak dan terasa nyata saat meraga sukma.
Kalau kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, pola-pola dari meraga sukma akan terlihat jelas, meraga sukma sebenarnya tidak lebih dari halusinasi yang (kadang) ditambah sedikit persepsi telepati dan pesan dari kesadaran lebih tinggi kita. Unsur kebenaran dari yang kita lihat dan dapat saat meraga sukma itu sering kecil sekali, sebagian besar tidak lebih dari mimpi dan angan-angan belaka. Kita bisa saja merasa berada di tempat manapun di dunia atau bahkan di langit ke tujuh, tapi untuk bisa menyimpulkan kalau yang kita lihat itu nyata, benar atau sama dengan aslinya, sulit. Jangankan melihat langit ke tujuh atau kota lain, wong melihat kampung kita sendiri saja sering salah kok, pernah saya melihat ada tumpukan emas di pojok kampung saat meraga sukma, tapi setelah tempat itu kudatangi, ternyata gak ada apa-apa, pernah saya melihat wong KAE tidur gak pake NGANU saat meraga sukma, tapi setelah besoknya kutanya, dia malah ngaku gak tidur semalam, jauh to...? ^^
Mungkin hanya saat kita "suci-kosong", tidak punya tendensi egoistik apapun (agama, budaya, prasangka, harapan, khayalan, keinginan dll) saat meraga sukma, kadar kenyataan atau kebenaran yang kita lihat dan dapat darinya akan meningkat..., atau saat kita sangat mencintai atau merindui seseorang, apapun penglihatan kita atasnya, akan berpeluang benar...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar