Senin, 26 Maret 2018

Fitrah Kita, Kehendak Tuhan Kita



Fitrah, instruksi dasar, panggilan jiwa, super-ego kita adalah rahmatan lil'alamin. Seperti halnya seorang ibu atau ayah yang selalu merahmati anak-anaknya tanpa syarat..., kita juga memiliki "lapisan" bakat merahmati semua manusia-alam semesta tanpa syarat. Fitrah, instruksi dasar, panggilan jiwa, super-ego kita itu tidak bisa diingkari, dimanipulasi atau diganti karena itu akan berarti melemahnya eksistensi kemanusiaan kita, dia mewakili kehendak Tuhan. Dia seumpama BIOS dalam sebuah komputer, tidak tampak, ada di lapisan terdalam sebuah komputer, tapi dialah yang menentukan berjalan baik-tidaknya sebuah komputer.


Sekarang ironis, banyak orang relijius-dengan mengatas-namakan Tuhan, justru sering melakukan perbuatan yang hakikatnya bertentangan dengan fitrah, instruksi dasar, panggilan jiwa atau super-egonya itu. Mereka dengan entengnya menganggap orang lain sebagai musuh yang harus ditekan, ditindas bahkan dimusnahkan atau dibunuh. Mereka berharap dengan itu, diri atau umatnya akan menjadi kuat, berkuasa dan mulia, diberkati dan dirahmati Tuhan. Harapan yang konyol, sia-sia, sebab mereka sejatinya hanya sedang melawan, mengutuk, melemahkan dan menghinakan dirinya sendiri, melawan kehendak hakiki Tuhan..., sedang menuruti instruksi-kehendak low-ego atau setan yang hanya tahu apa yang secara "dangkal" menguntungkan.


Ask yourself, tanyalah, kembalilah ke diri sejati kita, ke kesadaran-kawruh-makrifat-pengetahuan lebih tinggi kita, ke fitrah kita, ke "BIOS" kita, ke "Gusti" yang bersemayam di dalam diri kita..., sebab dialah sumber kebaikan, kebijaksanaan dan kebenaran yang sebenarnya. Tidak mungkin agama (yang betul benar) bertentangan dengannya, justru sebaliknya, dialah pengukur sempurna apakah sebuah agama atau tafsir-pemahaman agama betul benar datang dari Tuhan atau hanya datang dari setan, ego pendiri atau penafsir-pemeluknya semata...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar