Minggu, 21 Januari 2018

Cinta, Keselarasan dan Pengetahuan



Tinggal di Eropa tapi membenci moral, tata nilai, religi dan budaya Eropa..., bekerja sebagai buruh tapi membenci, memusuhi dan mendemo majikannya sendiri..., orang Indonesia tapi yang dicintai dan dipuja bangsa Arab, Mesir atau Turki. Itu ibarat kita membenci-mengotori ibu kita sendiri, mata air tempat minum kita sendiri, tanah tempat beras yang kita makan..., kebencian yang akan jadi racun bagi tubuh dan jiwa kita.


Tidak mungkin kita akan sukses berdagang atau bertani jika kita tidak benar-benar mencintai profesi tersebut. Hanya cinta yang akan menghubungkan dan menyeleraskan, hanya keselarasan yang akan membawa pada pengetahuan-puncak empati, dan hanya pengetahuan yang akan membawa pada kebaikan-ketepatan-keberkahan. Kalau kita tidak mampu mencintai sesuatu yang melingkupi, menghidupi, menjadi bagian utama dari hidup kita, lebih baik ditinggalkan saja. Ngotot bertahan hanya akan menguras dan mengotori energi hidup kita sendiri, membuat kita dijauhkan dari kekuatan, kebaikan dan keberuntungan.


Yang layak dibenci, ditolak, dimusuhi, dijauhi itu hanya kezaliman. Jangan serakah atau kemaruk, terobsesi dengan kebencian, segalanya hendak membabi-buta dibenci, tanpa dasar dan tanpa ilmu. Yang tak seagama dibenci, yang tak sealiran, seideologi, seetnis, separtai, seras, segolongan, semua hendak dibenci. Kebencian adalah akar dari kebodohan dan ketidakberkahan..., tidak mungkin agama atau Tuhan mengajarkan itu, kecuali, agama dan Tuhannya palsu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar