Riset : semakin lelaki pandai berbohong, akan semakin bahagia hidup wanitanya. Kepandaian lelaki berbohong itu berbanding lurus dengan kepandaiannya menjadi romantis. Romantisnya seorang lelaki adalah penyumbang utama bahagianya seorang wanita. Romantisme adalah bentuk manipulasi cerdik lelaki atas persepsi-emosi-perasaan wanita.
Agama itu seperti lelaki romantis di hadapan wanita..., memang membahagiakan..., tampak indah, menenangkan, mensyahdukan, menyenangkan, memberi mimpi dan harapan indah. Tapi tanpa kewaspadaan dan kecerdasan kita-sama seperti lelaki romantis bagi wanita, agama justru akan menjadi penipu dan penjerumus terbesar kita, menjauhkan kita dari kejujuran, dari keadilan dari kebenaran, dari kepastian..., di depan memberi kita sedikit kebahagiaan tapi di belakang siap menjerumuskan kita pada jurang kesesatan dan kesengsaraan terdalam.
Memegang kebenaran itu sama seperti mengabaikan lelaki romantis bagi wanita, berat, betul terasa seperti menggenggam bara api, menyakitkan karena yang menjadi musuh-korban terbesarnya adalah kebahagiaan kita, ketenangan, kesenangan, kebahagiaan, mimpi-harapan indah kita, ego-hawa nafsu kita. Nyatanya, kebanyakan wanita lebih memilih lelaki romantis, lebih memilih melepaskan bara api, lebih memilih tertipu dan terjerumus daripada memilih dijujuri atau dibimbing ke jalan yang lurus. Pun dengan sebagian besar masyarakat, lebih memilih agama yang tampil paling "romantis", paling mengaduk-aduk emosi-perasaannya daripada agama yang sederhana, jujur apa adanya.
Tapi yang jelas, kebenaran itu bisa terletak di manapun, bisa di agama, moral, budaya atau ideologi. Jangan fanatik, merasa kebenaran hanya ada pada agama (tertentu). Agama justru sering menjadi penghalang utama dari kebenaran. Tuntutan iman dari agama itu jelas sama dengan tuntutan atas kebodohan. Jangan geer, merasa sedang menggenggam bara api kebenaran saat dibenci atau ditimpa kesialan karena cara beragama kita..., ask yourself, introspeksi, mengheninglah..., mungkin justru sebaliknya, kita sedang mendapat azab karena kesalahan cara beragama kita...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar