Rabu, 22 November 2017

Konsekwensi Sembah



Memuja atau menyembah gunung akan membuat kita terhubung dengan gunung, berujung pada dipahaminya karakter gunung itu, membuat kita lebih bisa mengunduh berkahnya, menghindari bahayanya. Memuja atau menyembah leluhur, pahlawan atau orang suci, akan membuat kita terhubung dengan spirit-energi-memori leluhur, pahlawan atau orang suci itu, berujung pada didapatnya spirit-energi-memori cinta, pengetahuan, semangat atau pengayoman mereka. Memuja atau menyembah dewa-dewa akan membuat kita terhubung dengan dewa-dewa itu, berujung pada didapatnya berkah atau kekuatan dari dewa-dewa itu.


Pertanyaannya, bagaimana dampak akhirnya jika yang kita puja itu Tuhan yang maha esa? Itu ibarat kita menyembah "kertas kosong", bisa diisi apa saja atau bahkan tidak diisi apa-apa. Konsekwensinya, kalau beruntung, kita tidak sembarangan mengisinya, kita akan mencapai "kasunyatan", kekosongan, makrifat, persepsi tunggal akan hakikat kebenaran, pencerahan, tapi kalau gagal, kita sembarangan mengisi kertas kosong itu-mengisi hanya sesuai keinginan atau prasangka kita, hampir pasti, menyembah Tuhan yang maha esa hanya akan berujung pada kesesatan, penyembahan terhadap setan-ego-hawa nafsu kita sendiri.


Wajar saja, Tuhan yang esa sekalipun indah didengar-tampak sempurna tapi tidak punya obyek yang bisa dikenali-dideteksi langsung oleh indra dan kesadaran kita bagaimanapun khusuk penyembahan kita, paling hanya bisa dikenali kehendak atau hukum-hukum dasarnya. Agama Buddha tidak mengenal atau mengabaikan Tuhan itu wajar karena memang sosok Tuhan tidak bisa dijangkau-diamati, tidak seperti sosok leluhur, gunung atau dewa-dewa..., berarti Buddha telah memilih membiarkan "kertas kosongnya" tidak diisi apa-apa. 


Manakah agama-cara-obyek yang disembah yang benar...?. Agama adalah "laku-tarikat" memahami kehendak Tuhan-alam semesta-kebenaran, bukan Tuhan atau kebenaran itu sendiri. Mengimani atau mengklaim ada agama yang benar boleh-boleh saja, itu hak masing-masing, tapi kalau dipandang lebih dalam, semua agama bisa benar tapi juga bisa salah. Yang jelas, kalau "ditirakati" dengan benar, mungkin semua agama pada akhirnya akan membawa kita pada kebenaran...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar