Sabtu, 18 November 2017

Iman, Kebenaran dan Surga



Kekuatan iman, pikiran, prasangka, harapan, motivasi, sugesti, memang sanggup membuat kita menang duel melawan sepuluh orang, lelaki berbalik merasa sebagai wanita, wanita menyukai sesama wanita, pasir disabda jadi emas, orang sakit disentuh sembuh, memfitnah, menindas, menganiaya, membunuh dirasakan sebagai kesucian dan kenikmatan..., tapi apakah kekuatan iman, pikiran, prasangka, harapan, motivasi, sugesti itu sanggup mencegah satu sel saja di tubuh kita untuk tidak menua dan mati...?.


Tidak akan sanggup, nyatanya, kalaupun ada orang berhasil mencapai puncak iman-obsesi untuk hidup abadi, yang akhirnya menjadi abadi paling hanya sebatas spirit, ide, keinginan, kesadaran dan (dalam batas tertentu) struktur DNA, sifat-sifat genetiknya..., yang kemudian berpindah dari satu tubuh ke tubuh lainnya, dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tidak ada keabadian (fisik) pada organisme multi seluler termasuk manusia.


Ada batas dimana kekuatan iman, pikiran, prasangka, harapan, motivasi, sugesti bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-keinginan kita, melampaui batas itu, kekuatan iman takkan berguna..., kita akan seumpama berdoa-berusaha membalikkan arah terbit matahari, sia-sia saja, kita sedang melawan takdir, sunatullah, kehendak-hukum-hukum dasar alam semesta, ngotot memaksakan diri hanya akan berujung pada hancurnya diri kita, rusaknya otak kita, kita menjadi tidak lagi mengenali arah, mengira timur sebagai barat..., sama seperti saat saya dulu terobsesi dengan wong KAE..., melihat istri orang lewat, tampak sebagai wong KAE, bikin malu aja, sudah kadung menyapa dan merayunya je, jebul dudu wong KAE... ^^


Sekarang banyak orang relijius begitu yakin hanya dengan iman bisa mengantarkan mereka pada semua keinginan mereka terutama keinginan akan kebenaran dan surga. Akibatnya tragis, keyakinan itu sering memicu perilaku yang sangat kontraproduktif terhadap terwujudnya obsesi-keinginan mereka itu, justru menjauhkan mereka dari kebenaran dan surga itu sendiri. Lihat saja, mereka mati-matian berusaha memanipulasi diri dan masyarakat agar tetap beriman termasuk dengan menggunakan cara-cara yang malah mematikan pemahaman atas jalan-jalan hakiki menuju kebenaran dan surga itu sendiri, melalui pembodohan, intimidasi, teror hingga hasutan pada keserakahan. Akibatnya pasti, persis seperti saya dulu gagal mengendalikan keyakinan-keinginan-obsesi untuk hidup bersama wong KAE, ilusi, delusi dan halusinasi beratlah yang terjadi.


Kebenaran dan surga itu seperti arah datang terbit matahari..., tidak akan bisa "dimanipulasi" melalui iman, hanya bisa dipahami-digapai melalui kesadaran, makrifat, pencerahan. Iman yang tidak berujung pada itu semua atau minimal, perilaku yang bersumber dari itu semua, hanya akan berujung pada ilusi, delusi akan kebenaran dan surga...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar