Kucing seliar apapun kalau didekati dengan hati, sabar dan ikhlas membaikinya, rajin memberinya makan, membelainya lembut, dalam beberapa minggu saja akan mengkalem, akan tunduk, jatuh dalam pelukan, tidak lagi takut apalagi agresif terhadap kita.
Pun demikian dalam mengambil hati orang dengan tujuan apapun..., harta, tahta, wanita atau agama..., modal terbaik, terbesar dan termanusiawi tetaplah hati-keikhlasan, kesabaran dan kebaikan. Seandainya semua orang menyadari-memahami realitas itu sekaligus bersedia ikhlas menerapkannya, alangkah indahnya hidup ini..., persaingan dalam mengejar harta atau tahta, mengambil hati seorang wanita atau menyebarkan agama, benar-benar akan menjadi "fastabiqul khairat", kontes kebaikan.
Masalahnya, hanya orang yang kuat yang akan mampu menggunakan hati..., untuk bisa ikhlas, sabar dan baik itu perlu perjuangan-tarikat-wirid-afirmasi yang lama-tidak mudah..., bagi mereka yang egonya kelewat tinggi seperti halnya banyak orang-orang "relijius" sekarang, pasti tidak akan mau dan mampu menjalaninya..., mereka akan lebih memilih jalan pintas..., membodohi, menjebak, menipu, menyikut, mengintimidasi, memaksa hingga menteror saat berusaha mendapatkan apa yang mereka inginkan. Hati-keikhlasan, kesabaran atau kebaikan adalah bid'ah, tidak ada cukup dalil pendukungnya, begitu mungkin pikir mereka.
Jadi ingat satu teman saya dulu, kalau melihat-menginginkan kucing yang manis..., dia akan berusaha secara kasar menangkapnya, akibatnya, kalau dianya yang gak tergigit atau tercakar, kucingnya yang trauma, kabur, terluka atau bahkan mati..., cintanya pada kucing berakhir menjadi petaka hanya karena dia tidak mau dan mampu belajar sedikit ikhlas, sabar dan baik..., belajar memperlakukan orang dan makhluk lain dengan hati...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar