Minggu, 12 Maret 2017

Hakikat Menyembah Berhala




Apa siech bedanya menyembah berhala dengan menyembah Tuhan yang esa?. Bedanya seperti antara wirid (mengafirmasikan, menguatkan) dengan zikir (memahamkan, menyadarkan).


Menyembah berhala hakikatnya adalah menyembah ego, keinginan atau hawa nafsu. Berhala itu diciptakan sesuai ego terbesar yang menguasai seseorang atau suatu masyarakat. Ketika ego terbesar seseorang atau suatu masyarakat adalah menang dalam peperangan, maka diciptakanlah dewa perang, biasanya diambil dari tokoh yang seumur hidupnya selalu menang dalam peperangan. Pun demikian jika yang dominan diinginkan adalah kekayaan, dewa kekayaanlah yang kemudian akan muncul dan dipuja. Dengan menyembah berhala, kita menyelaraskan diri dengan spirit dari sosok yang diberhalakan..., kita juga mewiridkan-mengafirmasikan, memasukkan spirit-energi dari ego dominan kita pada berhala itu untuk kemudian menyerapnya kembali saat itu dibutuhkan. Mengapa menyembah berhala dipandang buruk oleh agama Samawi/Abrahamik?, sederhana saja alasannya, sesuatu yang tumbuh dari ego cenderung akan melemahkan kesadaran-kemampuan memahami apa yang secara hakikat benar dan baik. Siapa yang bisa menjamin kalau berhala yang kita atau masyarakat puja adalah sosok yang betul baik-menyadarkan-mencerahkan?.


Sebaliknya, menyembah Tuhan yang esa hakikatnya adalah "menghinakan" ego atau hawa nafsu, berusaha ikhlas memahami sifat, arah dan kehendak hakiki Tuhan, tanpa prasangka, tanpa pamrih egoistik. Sebenarnya, pengesaan Tuhan adalah revolusi besar relijiusitas-spiritualitas yang pada akhirnya akan menyatukan persepsi seluruh umat beragama dan umat manusia akan Tuhan, tapi sayang sekali, dalam praktiknya, justru itu malah sering memicu kemunduran besar, hanya mengalihkan bentuk berhala, dari yang semula berwujud menjadi tidak berwujud. Bukan hanya itu, penghakiman buruk pengesa Tuhan terhadap penyembah berhala dalam sejarahnya selalu memicu penindasan dan kejahatan yang tak terperi.


Tanda orang sukses menyembah berhala adalah masuknya energi-memori-spirit atau khodam dari sang berhala. Efeknya, bisa membuat orang menjadi sangat baik dan sadar-ma'rifat-meningkat menjadi menyembah Tuhan yang esa, tapi bisa juga membuat orang menjadi sangat jahat dan bodoh, sesuai karakter berhala yang disembahnya saja. Sementara tanda orang yang berhasil menyembah Tuhan yang esa adalah melemahnya ego, menguatnya empati, mampu melaksanakan ajaran-ajaran mulia-universal agama seperti kesabaran, kezuhudan, keikhlasan-kepasrahan, kejujuran, toleransi. kemurahan hati, prasangka baik dsb.


Masalahnya sekarang, banyak orang yang dihakimi sedang menyembah berhala sering justru secara hakikat lebih dekat pada penyembahan terhadap Tuhan yang esa, sementara yang merasa-mengklaim sedang menyembah Tuhan yang esa, hakikatnya malah sedang menyembah berhala, hanya saja berhalanya diganti menjadi tidak berwujud, ego mereka sendiri...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar