Hampir semua wanita pasti pernah mengatakan, "lebih baik dijujuri walau sakit daripada bahagia karena dibohongi".
Kata-kata yang kelihatannya bijak, indah dan ideal, mencerminkan tercerahkan serta kuatnya pribadi wanita yang mengatakannya. Tapi ternyata hanya sedikit saja wanita yang mampu memegang-melaksanakan kata-kata itu. Riset mengatakan, 90 persen wanita-melalui intuisinya-sebenarnya tahu seorang lelaki itu jujur atau tidak, setia atau tidak, tapi hanya sedikit wanita yang mau dan mampu mengikuti petunjuk intuisinya itu. Petunjuk intuisi itu akan segera dicampakkan jika yang dihadapinya adalah lelaki yang dipandangnya menarik, wanita akan tetap memilihnya sekalipun tahu betul kemungkinan besar dirinya akan disakiti, dibohongi atau dikhianati.
Kenyataan yang menunjukkan kalau sebagian besar wanita memang lebih memilih dibohongi asal kehendak ego-hawa nafsunya terpenuhi..., asal hidupnya jadi indah, senang, bahagia..., daripada dijujuri tapi hidupnya jadi gak asyik, gak senang, gak berwarna.
Kenyataan sama sebenarnya terjadi pada kehidupan beragama kita, saya yakin, 90 persen kita sebenarnya tahu kalau banyak sisi dari agama yang berisi kebohongan, tapi berhubung agama sering tampak sangat menarik di mata ego-hawa nafsu kita, dengan mudahnya kita membutakan diri, membunuh akal-menutup hati, rela mempertaruhkan segalanya demi harapan-prasangka-bayangan-imajinasi akan kesenangan-kebahagiaan yang boleh jadi hanya kosong belaka.
Wanita sejati, wanita yang cerdas dan dewasa takkan mau membangun kebahagiaannya dari kebohongan, pun demikian dengan manusia sejati, dia pasti hanya akan mau memegang-percaya pada sisi "jujur" dari agama...
Kenyataan sama sebenarnya terjadi pada kehidupan beragama kita, saya yakin, 90 persen kita sebenarnya tahu kalau banyak sisi dari agama yang berisi kebohongan, tapi berhubung agama sering tampak sangat menarik di mata ego-hawa nafsu kita, dengan mudahnya kita membutakan diri, membunuh akal-menutup hati, rela mempertaruhkan segalanya demi harapan-prasangka-bayangan-imajinasi akan kesenangan-kebahagiaan yang boleh jadi hanya kosong belaka.
Wanita sejati, wanita yang cerdas dan dewasa takkan mau membangun kebahagiaannya dari kebohongan, pun demikian dengan manusia sejati, dia pasti hanya akan mau memegang-percaya pada sisi "jujur" dari agama...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar