Seorang teman wanita saya, makan mie kalau belum dikasih minimal 20 buah cabe rawit katanya belum terasa enak. Sementara teman kost saya dulu (cowok) lebih gila lagi, makan cabe rawit sudah seperti makan ciplukan, kletas-kletus santai tanpa ekspresi, tanpa rasa takut apalagi "bersalah". Padahal saya makan mie dikasih 4 cabe aja udah mangap-mangap kepedasan godres banjir keringat. Kedua teman saya itu cerita, dulu mereka juga seperti saya, tapi setelah dibiasakan dan ditambah dosisnya sedikit demi sedikit, pedasnya cabe menjadi sulit dirasakan lagi.
Hawa nafsu itu sama dengan cabe, alkohol atau narkotik, semakin diperturutkan akan semakin mencandu, semakin meminta dosis lebih, semakin membunuh "urat" kesenangan kita hingga akhirnya bahkan membunuh kita. Jadi, bohong saja kalau ada orang mengatakan poligami bisa mencegah perzinahan atau pemerkosaan, gaji tinggi pejabat akan membuatnya tidak korupsi. Justru saat seorang lelaki merasakan enaknya wanita yang berbeda atau saat seorang pejabat merasakan enaknya punya uang banyak, dorongan untuk memiliki lebih banyak wanita dan uang akan lebih kuat. Lihat saja raja-raja Arab, Turki atau China jaman dulu, sudah punya ratusan bahkan ribuan selir saja masih ingin menambah lagi, sudah punya jajahan begitu luas saja masih belum merasa cukup.
Hawa nafsu itu untuk dibatasi, bukan untuk diperturutkan. Terlalu banyak makan cabe itu bukan tidak ada resikonya, pada akhirnya itu akan memicu tukak lambung yang tidak bisa diobati, kalau sudah parah bisa membuat kita hanya boleh makan bubur, memicu pendarahan bahkan hingga kematian. Pun demikian dengan terlalu banyak wanita atau uang, itu akan membuat "kesadaran" kita menurun, kesadaran yang turun akan berarti lebih sulitnya kita hidup di jalan yang lurus secara hakikat, membuat kita gagal mengalirkan diri dengan kehendak alam semesta, Tuhan yang maha esa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar