Sabtu, 11 Juni 2016

Mengheninglah dan Dengarkan Suara Tuhan!





Suara Tuhan, suara alam semesta, suara kebenaran, suara hati, suara kesadaran-pengetahuan lebih tinggi kita itu seumpama suara tangis bayi diantara riuhnya hujan badai, hanya bisa didengar jika kita mampu fokus, bersedia mengabaikan suara-suara pengganggu..., dan itu hanya bisa terjadi jika di hati kita ada cinta, ada keinginan kuat untuk mendekap sang bayi.


Suara Tuhan hanya bisa didengar jika kita bersedia untuk hening dan pasrah, mengabaikan riuhnya suara ego-hawa nafsu, pikiran, prasangka, panca indra kita..., dan itu hanya bisa terjadi jika di hati kita ada cinta, kenginan kuat untuk "manunggal" dengannya.


Sekarang banyak orang terobsesi dengan suara Tuhan-ingin mewakili Tuhan tapi enggan melatih mengheningkan diri-mengabaikan riuhnya suara ego-hawa nafsu, enggan membangun cinta..., dan bahkan yang lebih ironis, mereka membid'ahkan dan mensesatkan semua sisi agama yang mengajarkan cinta dan pengheningan diri.


Akibatnya fatal, mereka menjadi mabuk, berilusi, berdelusi bahkan berhalusinasi..., tersesat kaffah, mengira kalau suara hujan badai adalah suara tangis bayi, mengira kalau suara ego-hawa nafsunya sendiri adalah suara Tuhan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar