Alam bawah sadar kita tidak bisa ditanami 2 hal yang saling bertentangan pada satu waktu. Itu ibarat kita memasang mesin pemanas dan pendingan sekaligus pada ruangan kita, menghabiskan begitu banyak modal dan energi tapi suhu ruangan tetap, tidak menjadi lebih nyaman-lebih panas atau lebih dingin. Pada akhirnya kita akan "bangkrut", menjadi lemah bahkan hancur akibat "peperangan" yang kita ciptakan sendiri di dalam diri kita.
Banyak orang sekarang percaya korupsi itu dosa tapi tetap korupsi juga..., selingkuh itu jahat tapi tetap selingkuh juga..., Pancasila itu thoghut tapi tetap tidak mau pergi dari Indonesia..., dan di Eropa, banyak pendatang percaya demokrasi, emansipasi, kapitalisme, liberalisme dan sekulerisme itu buruk tapi toh tetap nyari makan di sana. Itu adalah tragedi, sama saja sedang menumpuk kefrustrasian yang pada akhirnya akan berujung pada berbagai masalah dan benturan baik fisik, psikologis, sosial bahkan spiritual.
"Satunya kata dan perbuatan" dan "di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung" adalah prinsip yang mutlak kebenarannya. Dan untuk itu tentu kita harus belajar membatasi ego-hawa nafsu kita, belajar berkompromi, membatasi prasangka, membuka nalar dan hati sehingga-di satu sisi, kita bisa memahami apa-apa yang esensial dari hidup ini untuk kemudian tetap kita pegang, sementara di sisi lain, kita memahami yang tidak esensial untuk kemudian belajar ikhlas melepas-mengabaikannya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar