Jumat, 07 April 2017

Mengenali Ego, Mengenali Tuhan




Sering kita jumpai orang Islam menghakimi mazhab atau penganut agama lain katanya sesat karena telah menuhankan orang, benda atau setan-bukan Tuhan, tapi ironisnya, perilaku mereka sendirilah yang sebenarnya mencerminkan penuhanan terhadap orang, benda atau setan.


Siapa yang sebenarnya kita sembah atau tuhankan itu tercermin dari perilaku kita. Jika yang kita tuhankan adalah orang atau sosok tertentu, perilaku kita pada akhirnya akan mengikuti orang itu, spiritnya akan tercopy-paste, mengambil alih kesadaran kita, jika orang itu baik, akan menjadi baiklah kita, jika orang itu jahat, akan menjadi jahat pula kita. Jika yang kita tuhankan benda, kita akan menjadi seperti sifat-dampak yang kita prasangkakan pada benda itu, jika benda itu diprasangkakan membawa keberuntungan, akan beruntung pula kita. Jika yang kita tuhankan setan, perilaku kita akan dominan mengikuti ego atau hawa nafsu kita, kita akan menjadi sangat egois, cenderung menjadi jahat. Sementara jika yang kita tuhankan betul adalah Tuhan, pada akhirnya kita akan terbimbing hati kita, akan menjadi baik-menjadi rahmatan lil'alamin.


Faktanya?. Umat Islam itu sering sangat fanatik terhadap tokoh tertentu terutama pendiri agama, mazhab, sekte, partai atau ormasnya..., silahkan anda kritik Nabi, sahabat, Imam, Wali, Habib dll, bisa gak panjang umur anda..., silahkan anda kritik ketua ormas atau partai tertentu (yang mengklaim mewakili Islam)..., bisa langsung dituduh kafir atau munafik anda..., itu jelas adalah cermin kefanatikan yang sudah sampai pada taraf penyembahan!. Umat Islam juga sangat berlebihan dalam memuja (benda) simbol-simbol agama, coba anda meletakkan tulisan Arab di sembarang tempat, bisa langsung dituduh menista agama!. Dan yang terfatal (menurut riset) umat Islam itu paling egois di antara umat agama lainnya, paling gemar berprasangka, mau menang dan benar sendiri. Kenyataan-kenyataan itu jelas menunjukkan siapa yang sebenarnya sedang disembah kebanyakan umat Islam, boleh saja mereka mengklaim menyembah Allah yang esa tapi bukti berkata lain.


Ask yourself..., kenali diri-hati dan ego kita, sebab tanpa itu, kita pasti akan tertipu, merasa dan mengklaim baik, benar, penyembah Tuhan yang esa, tapi hakikinya justru sebaliknya, kita penjahat, sesat, menuhankan orang, benda atau setan..., kita tidak akan pernah terbimbing ke jalan yang benar dan baik, takkan pernah bisa menjadi "rahmatan lil'alamin"...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar