Selasa, 04 April 2017

Hakikat Tauhid




Ketika Musa mendapat wahyu-petunjuk-perintah untuk pergi ke tanah Kan'an (Palestina), tanah Kan'an itu bukanlah tanah kosong, Musa harus menaklukkannya, mengusir atau membantai penduduk aslinya. Sesuatu yang jelas tidak adil bagi orang Kan'an yang belum tentu jahat, Tuhan telah memihak kepada orang Yahudi. Kenyataan yang menunjukkan kalau Tuhan orang Yahudi itu sebenarnya masih hanya Tuhan etnis atau bangsa, masih hanya "berhala" secara hakikat.


Setiap diri kita, keluarga kita, etnis kita, bangsa kita, agama kita memiliki "Gusti", "Tuhan" atau "Pamomong" sendiri-sendiri..., di mana ego kita diletakkan, menentukan Tuhan lingkup yang mana yang akan merahmati diri kita. Tuhan yang maha esa-sekalian alam hanya dapat merahmati diri kita jika kita sudah mampu mengabaikan ego diri pribadi kita, keluarga kita, etnis kita, bangsa kita atau agama kita. Tuhan mana yang merahmati kita menentukan sampai seberapa luas lingkup-jangkauan kita akan menjadi rahmat. Jika kita masih bertuhankan ego pribadi kita, jangan mimpi kita akan mampu menjadi rahmat bagi alam semesta, tidak menjadi azab-musibah bagi orang lain, etnis lain, bangsa lain atau agama lain saja sudah untung.


Sayang sekali, banyak orang beragama sekarang-di satu sisi merasa dan mengklaim telah menuhankan Tuhan yang esa tapi di sisi lain ternyata egonya masih diletakkan di titik terendah, di diri pribadinya, atau paling tinggi, di etnis atau agamanya. Mereka telah tertipu prasangkanya sendiri, mereka tidak akan mampu menjadi rahmatan lil'alamin-rahmat bagi alam semesta, perintah hakiki agama..., cermin pencapaian tauhid termurni...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar