Pernahkah waktu kecil, anda diajari, kalau bertemu kawanan lebah harus mengucap kata "pahit... pahit... pahit..." dengan maksud agar tidak disengatnya..., atau saat memancing ikan, anda diajari untuk meludahi atau lebih tepatnya, menyembur umpan pancing anda dengan maksud (konon) agar umpan menjadi lebih gurih sehingga disukai ikan..., atau saat anda naik gunung, anda dilarang berfikir dan berkata yang buruk-buruk karena katanya itu bisa langsung seketika terwujud...?.
Sejak kecil saya ini sudah kritis dan pemberani, selalu mempertanyakan bahkan menolak atau melawan apapun yang diajarkan orang kampung jika itu saya nilai tidak masuk akal. Kekritisan, penolakan dan perlawanan saya bertambah keras setelah saya mengenal ajaran agama versi keras. Saya dulu menghakimi banyak sekali ajaran-adat-budaya Jawa sebagai kuno, kolot, tahayyul, bid'ah bahkan syirik termasuk ajaran-adat-budaya di atas yang saya sebutkan..., apalagi setelah ditambah pengalaman saya yang tidak bisa membuktikan kebenarannya langsung, semakin merasa di atas anginlah saya..., nyatanya setelah mengucap "pahit... pahit... pahit..." toh sering saya tetap disengat lebah juga atau setelah sudah menyembur umpan pancing saya, nyatanya tetap saja gak dapat ikan..., benar pala loe peang, pikirku waktu itu.
Tapi sekarang saya mengerti hikmah dibalik ajaran-adat-budaya itu. Ajaran-adat-budaya itu bagaimanapun mencerminkan tingginya pengetahuan spiritual leluhur kita. Saat kita mengucap "pahit... pahit... pahit...", kita sebenarnya sedang berdoa, memfokuskan-menguatkan energi-prana kita sehingga akhirnya-jika berhasil, lebah terkelabuhi, tunduk atau menjadi jinak. Pun saat kita menyembur umpan pancing kita, kita sebenarnya sedang berdoa-memberinya energi yang akan membuatnya lebih ber-aura, memiliki data tarik di mata ikan. Saat kita sedang mendaki atau berada di gunung, tentu kita akan sering dicekam kelelahan dan ketakutan karena kesukaran dan bahayanya atau sebaliknya, merasa tenang, damai dan terpesona karena keindahannya, saat itu juga pintu menuju alam bawah sadar kita terbuka lebar, pikiran dan perkataan apapun akan mudah tergurat dan terwujud termasuk pikiran dan perkataan buruk. Gunung atau tempat-tempat yang membuka pintu alam bawah sadar kita lainnya adalah kuil yang sebenarnya, tempat terbaik berdoa, bersumpah atau bahkan mengutuk..., wajar orang-orang relijius jaman dulu suka membangun kuil, pertapaan atau pesanggrahan di gunung-gunung..., wajar leluhur kita menyuruh kita menjaga pikiran, perkataan dan perbuatan kita tetap baik saat berada di tempat-tempat itu.
Tahayyul, bid'ah atau syirik adalah ajaran atau kepercayaan yang tidak ada koneksi atau korelasinya dengan realitas, fakta atau kebenaran hakiki..., yang murni tumbuh hanya dari prasangka atau angan-angan..., ask yourself, apakah bukan justru ajaran atau kepercayaan anda sendiri yang penuh tahayyul, bid'ah dan syirik, bukannya ajaran atau kepercayaan yang sering anda hakimi penuh itu semua...?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar