Rabu, 18 April 2018

Tempat Suci Kita, Jimat Kita



Tempat suci adalah "jimat", sarana kita menimbun energi-memori positif. Seperti halnya jimat pada umumnya, tempat suci-kecilnya akan membantu kita "menggetarkan" alam semesta sehingga pikiran, perkataan, harapan, doa-doa kita menjadi lebih mudah terwujud atau dikabulkan..., sementara besarnya, tempat suci akan membantu kita mengheningkan diri, menghubungkan kita dengan jati diri kita-alam semesta, menggapai kesadaran, makrifat atau pencerahan.


Jelas adalah pengrusakan dan PENISTAAN besar kalau tempat suci sampai digunakan untuk tujuan yang sebaliknya, untuk membangun-menimbun energi-memori negatif seperti prasangka, amarah, kebencian, kedengkian, keserakahan, birahi. Itu sama saja mengencingi lumbung beras atau mata air sumber minum kita sendiri. Tempat suci akan kehilangan barokahnya, akan berubah menjadi tempat angker, penuh aura-energi negatif yang merusak, melemahkan, menjahilkan, menzalimkan, menutup hati. Ironis kalau ada orang yang-yangan di tempat suci, umat marah besar, dianggap itu mengotori tempat suci tapi ada orang yang berkata kotor penuh ego-hawa nafsu, umat mingkem bahkan mengira itu bagian dari ibadah-kesucian. Itu jelas adalah ego dan kejahilan berbajukan kebaikan dan Tuhan, umat gagal makrifat terhadap apa-apa yang hakikinya baik bagi tempat sucinya sendiri.


Tempat dan benda apapun di sekitar kita adalah memori-ladang yang akan merekam dan menumbuhkan apapun energi yang dipaparkan kepadanya. Lindungi, bela dan sucikanlah tempat suci kita dengan hanya berfikir, berkata, berdoa dan berbuat yang baik-baik saja saat kita ada di dalamnya. Sebab tanpa itu, nasib tempat suci pada akhirnya tidak akan jauh beda dengan mall, diskotik atau rumah NGANU, bukan Tuhan yang ada di dalamnya, tapi setan..., bukan berkah, keberuntungan dan jalan lurus yang kita dapat, tapi musibah, kerugian dan kesesatan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar