Rabu, 12 Oktober 2016

Sihir Suci





Waktu remaja dulu, saya pernah diajari teman saya cara memelet orang, uniknya, doa, wirid atau mantra yang digunakan hampir semuanya diambil dari Qur'an, jimat/rajah yang dipakai menggunakan tulisan Qur'an (Arab) dan amalan-amalan yang harus dijalankan adalah sunah-sunah yang biasa dilakukan orang Islam seperti puasa, sedekah, solat hajat dan lain sebagainya, tidak terlihat ada hawa amalan "setan" di dalamnya.


Karena terkesan sangat Islami seperti itu, saya menjadi hilang akal, berdelusi, mengira apa yang diajarkan teman saya itu adalah sesuatu yang halal, baik, barokah. Sayapun dengan senang hati mempraktekkannya, saya merasa menjadi orang soleh, orang yang sedang berikhtiar melaksanakan sunah-sunah Rasul, orang yang dekat dengan Tuhan. Apalagi teman yang mengajari saya ilmu itu selalu meyakinkan saya kalau itu tidak berdosa asal tidak diniatkan untuk main-main, asal kalau sudah terpelet harus dinikahi, menikah adalah sunah dan mengusahakan melaksanakan sunah akan bernilai sunah juga.


Ironis sekali, perbuatan yang jelas adalah sihir yang sangat egoistik-sesuatu yang sangat terlarang dalam Islam menjadi dengan mudah berubah "rasa", menjadi dirasakan sebagai sunah-kebaikan saat itu dipoles dengan "baju", bahasa, ajaran dan simbol agama. Kenyataan yang kurang lebih sama sebenarnya banyak terjadi di kalangan orang "soleh" kita sekarang. Lihat saja, berkat "polesan" agama, banyak orang yang sebenarnya sangat egois, serakah, pemarah, hobi mencuri, membodohi, berzina, menindas, menyakiti, mencuci otak, memfitnah bahkan membunuh, tidak menyadari sedikitpun kalau itu adalah sesuatu yang salah, mereka sukses mengkamuflase ego-hawa nafsu primitif mereka dengan agama, sesuatu yang hakikatnya justru mengajarkan penganutnya untuk mengekangnya...





Tidak ada komentar:

Posting Komentar