Selasa, 18 Oktober 2016

Agama dan Tahayyul





Engkau mendapat pengetahuan dari agama yang keliru jika engkau membelakangi realitas (Guru Sufi Sanai).


Realitas yang dimaksud sang Guru Sufi ini tentu adalah realitas menurut persepsi akal atau sains dan yang utama, realitas menurut persepsi hati atau inner value. Penghormatan atas realitas adalah batas-penentu-penguji antara iman yang tidak punya kredibilitas-hanya didasari prasangka-tahayyul-generalisasi dengan iman yang sehat-yang punya kredibilitas, iman yang adil, yang bertumpu pada pengamatan menyeluruh atas fakta baik dengan menggunakan akal maupun hati.


Agama hanya merupakan persepsi tentang realitas apa-apa yang termaslahat pada satu waktu, tempat dan kondisi. Fundamentalisme-bigotisme bermula dari ketidakmauan-ketidakmampuan membaca perubahan atas realitas itu, mereka terlalu fokus pada teks-teks agama-cerita masa lalu sehingga lupa membaca situasi-dan kondisi nyata yang ada di depan mata. Akibatnya, mereka akan menjadi terasing-terpisah dengan alam nyata, tubuh-fisik mereka sudah ada di abad 21 tapi mental dan pikiran mereka masih tertinggal di puluhan abad yang lalu-masih mengira kalau realitas puluhan abad lalu itu masih sama-belum berubah. Masih banyak sekarang orang yang ngotot berpandangan kalau orang yang tak seagama pasti bodoh dan jahat sehingga harus terus ditekan-dimusuhi kalau perlu diperangi padahal realitas yang terjadi sekarang justru banyak yang sebaliknya, masih banyak orang yakin kalau bumi ini datar padahal sains secara gamblang telah berkata kalau bumi ini bulat. Masih banyak orang yang mengira banyak tradisi budaya-keagamaan di masyarakat kita sebagai bid'ah atau syirik yang buruk padahal tradisi itu sering bertumpu pada pemahaman makrifat atas apa yang termaslahat.


Kemampuan membaca realitas adalah jantung-penentu mampu tidaknya kita memahami apa-apa yang termaslahat bagi umat, manusia dan alam semesta secara keseluruhan, seharusnya itu menjadi standar ketrampilan pokok para penganut agama, sebab hanya itu yang akan menjaga agama tetap pada posisinya sebagai pembawa kemaslahatan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar