Jika engkau ingin merubah dunia dengan tanganmu, ikutlah Muhammad, tapi jika engkau ingin merubahnya dengan hatimu, ikutlah Yesus (Rumi).
Rumi sebenarnya tidak sedang berbicara agama, berdakwah atau menganggap semua agama benar, dia hanya sedang berbicara tentang cara utama kita mencapai keinginan kita yaitu dengan menggunakan tangan, fisik, kekuasaan, kekuatan, diwakili Muhammad atau menggunakan hati, ajakan, doa, kelembutan, diwakili Yesus. Tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk di antara keduanya asal ditempatkan pada konteks, situasi dan kondisi yang tepat. Menggunakan tangan bagus jika kita punya kapabilitas dan yang dihadadapi adalah masyarakat yang keras dan egois, tertutup hatinya seperti masyarakat Arab, menggunakan hati juga bagus jika yang dihadapi adalah masyarakat yang lembut, lemah atau bahkan tertindas seperti masyarakat Yahudi di era Yesus. Tapi yang jelas, baik cara Muhammad maupun cara Yesus membutuhkan dasar kawruh, baik kawruh secara akal maupun secara hati-spiritual-kebatinan, tanpa ditopang itu, cara apapun hanya akan berarti spekulasi, tahayyul.
Jika Yesus atau yang sekondisi dengannya seperti Dalai Lama, Mahatma Gandhi atau Sunan Kalijaga ngotot ingin merubah dunia dengan tangannya, hampir pasti mereka akan gagal, akan dijauhi atau bahkan dilibas masyarakat dan penguasanya, tidak akan mampu tumbuh dan merubah sejarah. Pun demikian jika Muhammad atau yang sekondisi dengannya seperti Sukarno ngotot menggunakan cara Yesus untuk merubah dunia, hampir pasti akan gagal, hati keras dan egois, tertutup, hanya mungkin mendapat "hidayah" jika disadarkan kalau dirinya tidak sebenar dan sekuat yang dikira.
Masalahnya sekarang, banyak orang membabi-buta, tanpa dasar kawruh meniru apa adanya cara Muhammad atau Yesus. Di saat situasi dan kondisi sangat membutuhkan cara Yesus, mereka ngotot menggunakan cara Muhammad, kekalahan bahkan kehancuranlah akibatnya seperti yang banyak terjadi di Timur Tengah. Sebaliknya, disaat cara Muhammad sangat diperlukan, masih banyak orang atau negara yang hanya menasihati, mengkritik, mengecam atau mengatakan "prihatin", akibatnya, genosida masih saja terjadi di abad ini, abad dimana dunia sudah memiliki kemampuan penuh mencegahnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar