“The wound is the place where the Light enters" (Rumi).
Tepat sekali kata-kata Sufi besar ini. Agamapun sebenarnya adalah ritual "melukai", menyakiti atau menyengsarakan diri.
Luka, rasa sakit atau kesengsaraan itu ibarat vaksin, menyakitkan untuk sementara, menguatkan untuk selanjutnya.
Sebab saat luka, rasa sakit atau kesengsaraan itu datang, diri-jiwa kita "tercambuk", energi, potensi-potensi agung-hebat yang terpendam lama di alam bawah sadar kita, otak "primitif" kita akan bangkit-terbuka, mengkompensasi-mengobati luka, rasa sakit atau kesengsaraan itu.
Energi, "cahaya" besar yang bangkit atau terbuka itu pada akhirnya bukan hanya berguna untuk menyembuhkan luka, rasa sakit atau kesengsaraan tapi juga untuk keperluan yang lain, energi, cahaya itu akan menguatkan dan membimbing kita pada segala aspek kehidupan.
Sayang sekali, banyak orang relijius sekarang bukannya menjadikan agama sebagai ritual melukai-menyakiti-menyengsarakan diri, justru sebaliknya, dijadikan ritual menyenangkan diri-melukai orang lain...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar