Rabu, 09 Agustus 2017

Iman dan Akal


Dengan iman penuh, kita memang (dalam batas tertentu) bisa mendatangkan, menghentikan atau memindahkan hujan, merubah pasir menjadi emas, menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, membelah lautan, menang duel melawan puluhan orang, menjadi kaya, berkuasa dan lain sebagainya..., tapi apakah iman bisa mencegah satu sel saja di tubuh kita untuk tidak menua dan mati?. Menurut riset biologi, tidak bisa.

Ada lingkup dan batas dimana kekuatan iman, sugesti, motivasi, placebo masih sanggup merubah realitas, merubah "dunia"..., melampaui batas itu, iman akan membentur "dinding baja" puluhan meter, takkan sanggup menembusnya. Batas itu hanya bisa dipahami melalui akal-penguasaan sains dan hati-spiritualitas. Batas itulah yang sering disebut sebagai takdir, sunatullah atau kehendak-hukum alam.

Masalahnya sekarang, banyak orang maunya menggunakan iman untuk memahami-memecahkan masalah apapun termasuk masalah yang sudah sangat terang bisa dijangkau-dipecahkan akal-sains dan hati-persepsi spiritual. Mereka mengira iman adalah jin botol, tongkat ajaib atau mantra sapu jagat yang bisa "disuruh" melakukan apapun termasuk melakukan hal-hal yang melampaui batas takdir, sunatullah atau kehendak-hukum alam. Jelas, mereka telah jatuh dalam tahayyul (klenik), judi (spekulasi), bid'ah (mengada-ada), kafir (salah Tuhan) tanpa sedikitpun disadari..., sesuatu yang konon katanya sangat ingin mereka hindari.

Iman bukanlan ujung melainkan hanya awal untuk kita memahami ilmu dan kebenaran yang maha luas. Jangan pernah menjadikannya ujung karena itu sama saja kita sedang mengikatkan belenggu di leher kita, membuat penjara di otak kita, menutup sumber "mata air" kita, "membunuh" guru kita...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar