Beberapa kali dulu saya menjadi korban gendam atau hipnotis orang "soleh", orang yang berpenampilan agamis, ngomong agamis dan katanya sedang berjuang demi agama, demi Tuhan, demi kebaikan, demi umat. Saya harus kehilangan banyak uang untuk sesuatu yang tidak berguna. Saya sadar telah digendam atau dihipnotis setelah mereka pergi jauh. Modusnya macam-macam, dari minta sumbangan langsung sampai menjual souvenir relijius dengan harga selangit, katanya sebagian hasilnya akan disumbangkan ke masjid, pesantren hingga panti asuhan.
Jangankan belajar ilmu "dunia", jika seseorang gagal mengenali-menguasai ego-hawa nafsunya, bahkan belajar ilmu agama atau spiritualitaspun tidak akan membuat orang itu menjadi lebih baik, lebih empatik, lebih bijak, lebih zuhud..., sebaliknya, malah akan menyuburkan ego-syahwat-watak angkara-keserakahannya. Pengetahuan dan kelebihannya bukannya digunakan untuk membimbing atau membantu orang lain, "memayu hayuning bawana" malah sebaliknya, dijadikan sarana untuk mengeksploitasinya, menjadikannya alat memenuhi hasrat-hasrat pribadinya.
Orang-orang Sufi memandang karomah sebagai ujian yang harus diwaspadai. Tepat sekali, faktanya, sangat banyak orang yang justru tergelincir, menjadi sesat, sombong, egois dan hedonik-gagal mencapai maqom spiritual yang lebih tinggi justru setelah dianugrahi banyak karomah. Kenyataan sama terjadi pada orang yang dianugrahi karomah "lahir", diberi anugrah mengetahui banyak teks-dogma agama, bukannya membuatnya semakin rendah hati malah sebaliknya, membuatnya semakin keras dan tinggi hati, mau menang dan benar sendiri...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar