Perasaan orang yang kecanduan dogma-agama itu sebenarnya mirip dengan perasaan orang yang kecanduan rokok, alkohol atau narkotik, sangat nikmat memang dirasakannya, berusaha melepaskan diri darinya akan berarti "sakau", sakit luar biasa baik secara mental hingga bahkan fisik..., memicu-membentuk trauma, fobia, paranoia, psikosomatik, delusi hingga halusinasi yang merusak dan menyesatkan.
Tapi coba saat kita berhasil sepenuhnya lepas dari kecanduan mereka semua, limpahan rasa nikmat, beruntung, kuat, diberkahi, tercerahkan akan mengalir deras, jauh lebih deras dari saat kita masih ada dalam jeratannya. Dogma, rokok, alkohol atau narkotik menjadi kelihatan "wajah" aslinya, dia tak lebih dari "sosok" pembodoh, pembunuh raga, akal dan hati kita..., nikmatnya tak seberapa, tapi harga yang harus dibayar tiada terkira.
Mabuk, kecanduan atau ketidaksadaran adalah perkara esensi, saat agama melarang kita mabuk alkohol atau narkotik, agama hakikatnya juga sedang melarang kita untuk "mabuk" dengan sebab lain termasuk mabuk dogma, etnis, partai, wanita, harta, tahta, tokoh dan lain sebagainya. Sekarang ironis, banyak orang begitu keras membenci-menentang orang mabuk alkohol atau narkotik tapi dia sendiri kaffah mabuk dogma, etnis, partai, tokoh, harta, tahta, wanita, prasangka, amarah, kebencian..., ibarat "mburu uceng kelangan deleg", mereka ingin mengejar kesalehan yang sebenarnya sedikit tapi malah memicu kesalahan yang jauh lebih besar...
Mabuk, kecanduan atau ketidaksadaran adalah perkara esensi, saat agama melarang kita mabuk alkohol atau narkotik, agama hakikatnya juga sedang melarang kita untuk "mabuk" dengan sebab lain termasuk mabuk dogma, etnis, partai, wanita, harta, tahta, tokoh dan lain sebagainya. Sekarang ironis, banyak orang begitu keras membenci-menentang orang mabuk alkohol atau narkotik tapi dia sendiri kaffah mabuk dogma, etnis, partai, tokoh, harta, tahta, wanita, prasangka, amarah, kebencian..., ibarat "mburu uceng kelangan deleg", mereka ingin mengejar kesalehan yang sebenarnya sedikit tapi malah memicu kesalahan yang jauh lebih besar...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar