Pandangan atau tafsir kalau seorang pemimpin mutlak harus seagama, segolongan atau seetnis apapun dasarnya, mungkin dalam jangka pendek akan menguntungkan, membuat peluang berkuasanya orang yang segolongan, seagama atau seetnis menjadi lebih besar. Tapi dalam jangka panjang-seiring menguatnya akal-nurani umat-masyarakat, pasti tidak, akan sangat merugikan. Itu justru akan menjauhkan umat-masyarakat yang berakal dan bernurani dari agama golongan atau etnisnya..., dan terutama, dari kebaikan-kemaslahatannya.
Pandangan atau tafsir kalau pemimpin harus seagama, segolongan atau seetnis itu tumbuh dari ego-hawa nafsu, dari naluri mempertahankan dan menguatkan diri, dari naluri menindas, menguasai, mengeksploitasi pihak lain. Memang pandangan-tafsir itu akan memberi limpahan motivasi-energi emosional tapi itu juga akan membutakan, melumpuhkan akal-menutup hati, modal utama mencapai kebenaran, kekuatan dan kemuliaan. Jika itu sudah tidak ada pada pemimpin dan masyarakat, kemunduran dan musibahlah yang akhirnya akan terjadi.
Memiliki pandangan-keyakinan atau tafsir kalau seorang pemimpin harus seagama, segolongan atau seetnis itu bernilai yang sama dengan memiliki pandangan-keyakinan kalau bumi ini datar. Terlalu banyak-mahal biaya-energi-konsekwensi yang harus ditanggung karena itu hakikatnya sama saja sedang memusuhi-berperang melawan akal dan nurani, berperang melawan realitas-hakikat kebenaran, berperang melawan hukum-hukum dasar alam semesta-sunatullah. Kalaupun pandangan itu menang-dianut sebagian besar umat-masyarakat, itu akan berarti melemah bahkan matinya akal dan nurani umat-masyarakat, sesuatu yang pasti akan memiliki dampak yang jauh lebih buruk, lebih luas dan lebih sistemik..., akan berarti mewabahnya kegelapan, kebodohan bahkan kezaliman yang berujung pada kelemahan, keterbelakangan, kekacauan bahkan kehancuran umat dan masyarakat itu sendiri.
Kemaslahatan atau kebaikan itu netral, bisa ada pada siapa saja, tidak terikat pada agama, golongan atau etnis tertentu, siapa yang "memenjarakannya" hanya pada agama, golongan atau etnis tertentu, dia sedang membatasi atau bahkan menolak datangnya kebaikan untuk dirinya sendiri...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar