Sabtu, 11 Mei 2019

Iman dan Keserakahan, Apakah Ada Bedanya?



Dulu saya sering dinasehati ibu saya, "banyak zikir dan ibadah nak biar gak mudah digendam (dihipnotis) orang." Nasihat itu kuturuti tapi kenyataannya tetap saja saya beberapa kali jadi korban gendam, ibu saya sendiri yang menasehati juga mengalami nasib sama. Tragisnya, yang menggendam saya dan ibu saya justru orang yang tampaknya relijius, sangat mengerti agama dam sedang berjuang demi agama..., uang saya pernah dikuras habis setelah seorang pedagang sovenir (kaligrafi) keliling mengatakan kalau hasil jualan sovenirnya sebagian akan disumbangkan ke pesantren dan anak yatim.


Siapa bilang orang relijius atau beriman itu lebih kebal terhadap gendam, hipnotis, sihir, santet, pelet, welek, tulah, laknatan, gangguan jin, kesurupan, hasutan, kebohongan, teori konspirasi dan lain-lain manipulasi-serangan mental-batin?. Justru sebaliknya, mereka sebenarnya jauh lebih rawan..., secara mental-spiritual mereka ibarat pemilik rumah yang membiarkan pintunya terus terbuka, akan lebih mudah dimasuki "maling" dengan segala maksud dan kepentingannya.


Iman-kepercayaan (tanpa dasar) itu masih bagian dari ego atau hawa nafsu, sama dengan prasangka, harapan, keserakahan, dia akan melemahkan kesadaran. Jika kita gagal memfilter dan menguasainya, dia akan berarti terbukanya benteng-pintu-aura menuju jantung kesadaran kita. Efeknya, kita akan dengan mudah diserang-dikuasai orang lain, kesadaran kita diambil-alih, akan juga membuat kita mudah terhubung ke kekuatan-dunia kegelapan. Orang beriman yang bahkan tidak sengaja menjatuhkan kitab sucinya bisa terkena sial seumur-umur, tapi bagi yang tak mengimaninya, menjadikannya bungkus tempepun takkan memiliki dampak apa-apa..., orang beriman melihat orang berpenampilan atau berkata-kata relijius akan langsung melemah kesadarannya, cukup dengan sedikit modal kata-kata manis, dia bisa langsung terhipnotis, terpelet, terhasut..., lihat tuch sekarang, cuman modal jenggot, jubah, sorban ditambah sedikit "ngayat", wong-wong KAE bisa menjadikan orang lain bak budak, apapun kata-katanya langsung dipercaya dan dituruti.


Jadi ingat temanku dulu, seorang santri tulen, ngaku memiliki jimat dan doa pengusir jin, tapi lucunya, dia justru yang paling takut jin dan paling sering ngaku diganggu jin... ^^ Iman-kepercayaannya terhadap jin telah membuatnya kehilangan otoritasnya sendiri...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar