Orang yang sangat percaya sihir atau santet, melihat ada kembang tercecer di halaman rumahnya saja bisa membuatnya langsung jatuh sakit. Bukan sakit karena disihir atau disantet orang melainkan sakit yang terbentuk karena pikiran, PSIKOSOMATIS, sakit karena mengira ada orang telah menyihir atau menyantetnya..., pasangka yang akhirnya mewujud menjadi realitas.
Cukup sering saya menemui kejadian seperti itu, bahkan saya sendiri pernah menjadi terdakwanya, gara-gara mantanku sakit-sakitan dan PADU terus karo bojone, bapaknya pernah datang kepadaku, dia memelas memintaku untuk mengikhlaskan anaknya hidup dengan yang lain, tidak lagi mengganggu hidupnya. Mengikhlaskan RAIMU, mengganggu matamu..., emangnya saya cowok apaan masih ngarep anakmu yang sudah jadi RONGSOKAN itu..., anakmu disewiyah-wiyah lanange dan jadi sakit-sakitan itu karena sudah gak cantik lagi, suaminya sudah bosan ingin ganti tapi gak punya cukup dalih, bukan karena ulahku SU...!. Prasangka buruk mantanku dan bapaknya terhadapku itu membuat penderitaannya makin bertambah, masalahnya makin rumit, lebih dari yang seharusnya dia tanggung.
Pun demikian dengan orang yang sangat percaya Jokowi itu komunis atau pemimpin zalim, bahkan Jokowi solat, umroh atau berakrab ria dengan rakyatnya saja masih akan dihina dan dicaci maki. Mereka (para pemrasangka-pembenci) itu "sakit" bukan karena melihat fakta-realitas kalau Jokowi itu komunis dan zalim betulan melainkan semata karena prasangka buruk yang terinternalisasi kuat kalau Jokowi itu komunis dan zalim. Prasangka yang akhirnya menjadi pembentuk utama persepsinya, persepsi yang menjatuhkan mereka pada penderitaan, kejahilan bahkan kezaliman.
Agama tanpa laku-kawruh itu hanya akan membentuk manusia-manusia lemah mental-spiritual, nalar-nurani, berhentilah mengira semua agama baik. Agama hanya akan baik jika dia menjadikan "laku-tarikat-tapa brata" sebagai ajaran-ritual utama. Manusia yang lemah mental-spiritual, nalar-nurani itu akan menjadi sangat mudah dimanipulasi, dihipnotis, diprovokasi, disihir dan ujung akhirnya, diperbudak...