Kamis, 11 Mei 2017

Dogma dan Realita


Perilaku bangsa Arab sekarang yang "gitu" jelas akan membuat orang Yahudi dan Kristen semakin yakin akan kebenaran dogma kalau bangsa Yahudi adalah bangsa pilihan Tuhan, bangsa unggul, yang ditakdirkan untuk memimpin-membimbing bangsa-bangsa lainnya. Bagi saya tentu tidak, hanya membuat saya lebih mengerti mengapa suatu dogma berikut karakternya itu muncul. Situasi psikologis-sosial-budaya masyarakat di mana dogma itu muncullah yang memicu sekaligus menjadi penentu bagaimana karakternya.

Dogma lahir dari pengheningan diri, dia adalah persepsi spiritual, alam bawah sadar kita, "pamomong" kita, amarah, lawamah, sufiyah dan mutmainah kita, "Gusti" yang bersemayam dalam diri kita tentang apa-apa yang terbaik yang harus dipercaya atau dilakukan seseorang, suatu masyarakat atau suatu bangsa pada suatu waktu, suatu tempat dan suatu situasi-kondisi.

Dogma kalau Yahudi adalah bangsa pilihan Tuhan itu mirip dengan dogma (mitos) kalau hanya orang Jawa saja yang bisa dan berhak memimpin-membimbing-mempersatukan Nusantara sebagaimana dipercaya orang-orang Jawa tradisional, hampir pasti itu lahir dari situasi psikologis-sosial-budaya yang kurang lebih sama. Mungkin dulunya bangsa Yahudi adalah bangsa yang paling tinggi tingkat kesadaran atau makrifatnya baik secara spiritual, moral, akal ataupun budayanya di antara bangsa-bangsa lain di sekitarnya. Wajar hingga kemudian para spiritualis atau Nabi-Nabi mereka mendapat "ilham-wahyu" yang mengagungkan bangsa mereka sekaligus "memerintahkan" mereka memimpin-membimbing bangsa-bangsa lainnya. Dalam pertunjukan wayang selalu digambarkan kalau orang (tanah) Jawa itu memiliki kawruh, ilmu, kesadaran, tata krama, kecerdasan, peradaban yang tinggi, sementara orang (tanah) sebrang atau non Jawa digambarkan sebagai orang-orang bodoh dan liar yang kanibal, hanya bisa ribut, mau menang dan benar sendiri, tidak punya tata krama. Cerita dalam wayang itu jelas adalah potret-gambaran keadaan Nusantara di masa lalu, wajar kemudian para spiritualis Jawa dulu memunculkan dogma yang pada dasarnya mengagungkan orang Jawa sekaligus membebaninya dengan kewajiban memimpin dan membimbing, mirip dengan yang terjadi pada bangsa Yahudi.

Bagi saya pribadi, orang Yahudi dan Kristen yang masih percaya bangsa Yahudi adalah bangsa pilihan Tuhan itu jelas bodoh dan zalim..., sama dengan bodoh dan zalimnya orang Jawa tradisional yang masih percaya hanya orang Jawa saja yang bisa-berhak memimpin-membimbing-mempersatukan Nusantara atau bodoh dan zalimnya orang Islam yang masih percaya kalau orang Yahudi, Kristen, musyrik/pagan itu akan selalu membenci dan berusaha mencelakakan mereka..., orang-orang yang kehilangan "konteks", terbelenggu masa lalu, terbelenggu sejarah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar